Setelah
lama tidak menulis lagi, saya mendapatkan kejutan dari anak saya. Anak saya
yang waktu itu kelas 5 SD membawa Majalah Bobo. Setelah saya buka-buka,
ternyata ada lomba menulis cerpen yang diperuntukkan bagi guru-guru. Ini adalah
sebuah tantangan. Saya mencoba menyelesaikan satu cerpen lalu saya kirim. Ternyata,
saya terlambat, penerimaan naskah sudah ditutup.
Bagi
saya tidak masalah. Setelah bisa merampungkan satu cerita anak, kembali saya
menulis cerita anak dan saya kirim ke Redaksi Koran Solopos. Alhamdulillah,
cerita anak yang saya kirim dimuat. Selain itu, naskah lomba penulisan cerpen
di Majalah Bobo juga dimuat. Dari sinilah semangat menulis saya mulai kembali.
Suatu
hari suami saya membelikan buku untuk saya. Buku tentang penulisan yang ditulis
oleh Wijaya Kusumah (yang dikenal dengan sebutan Om Jay). Saya sangat antusias
membaca buku tebal dengan bahasa ringan, sederhana, dan terkesan keseharian
sekali. Di dalam buku tersebut, Om Jay bercerita tentang banyak hal tentang
menulis. Selain penulis (beliau Guru) buku, Om Jay juga mengisi blog. Dari buku
Om Jay inilah, saya mengenal blog keroyokan Kompasiana.
Anak
saya kemudian membuatkan blog untuk saya. Ada 2 blog yang dibuat anak saya,
yaitu blogspot dan kompasiana. Dari kompasiana, saya mengenal banyak penulis,
dari kalangan akademisi, traveller, pebisnis dan lain-lain.
Oleh
karena saya suka membaca bacaan yang ringan-ringan dan menyenangkan, maka di
kompasiana saya memilih membaca tulisan yang “menyenangkan” saja. Dari kompasiana,
saya mengenal Bpk. Ngainun Naim (sampai sekarang masih sebatas teman dunia
maya). Sebenarnya banyak penulis yang kemudian saya kenal di dunia nyata. Akan tetapi,
saya terkesan dengan tulisan Bpk Ngainun Naim yang menulis tentang keseharian.
(layaknya menulis buku harian).
Tulisan
sahabat-sahabat saya di kompasiana sangat inspiratif. Sejak saat itu, saya
aktif menulis lagi. Selain mengisi blog, saya juga mencoba peruntungan untuk
mengikuti lomba. Beberapa kali mendapatkan rezeki dari lomba ngeblog.
Di
media massa, belum begitu banyak tulisan saya yang tembus. Saya terus belajar
dan mencoba. Saya tidak mengenal kata menyerah. Saya banyak belajar dari
orang-orang yang memulai menulis pada saat usia tak muda lagi. Kalau mereka
saja semangat, mengapa saya tidak?
Kalau
ditanya kapan saya mulai menulis lagi? Jawaban saya sejak tahun 2011. Semoga saya
bisa konsisten menulis. Sehari tidak menulis, serasa ada sesuatu yang hilang.
Karanganyar, 7 Oktober 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar