Antusias (dok.pri) |
Alhamdulillah, beberapa hari di rumah Ibu, saya masih bisa menulis dan mengisi blog. Tidak sia-sia kerja sama antara Mami dan si Dhenok. Dhenok membawa laptop, mami membawakan kamera. Saya benar-benar bersyukur karena saya masih tetap bisa menulis.
Stok mpek-mpek Palembang sudah menipis. Saya diberi tugas oleh kakak saya untuk membeli martabak telur. Oleh karena tidak semua anggota keluarga suka martabak, jadi saya hanya diminta untuk membeli dua porsi.
Daftar harga (dok.pri) |
Martabak telur spesial ini saya dapatkan di Jalan Bantul, di depan toko besi Budi Jaya. Tepatnya di sebelah utara Gereja Pugeran. Ketika saya datang, saya tidak perlu mengantre karena belum ada pembeli. Akan tetapi beberapa saat kemudian, beberapa pelanggan mulai berdatangan dan mengantre.
Faiz suka dengan aktifitas pedagang dari menyiapkan bahan-bahan sampai menggoreng.
Adapun bahan-bahan yang digunakan antara lain:
2 butir telur bebek
irisan daun bawang alias loncang
daging ayam
bumbu
kulit martabak
Cara membuat:
1. Kocok telur, tambahkan bahan lain kecuali kulit martabak
2. Memanaskan minyak di atas wajan datar
3. Menaruh kulit martabak di atas wajan
4. Campuran telur dan bahan-bahan dituang di atas kulit martabak
5. Lipat sisi-sisi kulit untuk membungkus isi martabak
6. Goreng sampai matang dan kulit kering
Setelah masak, martabak siap diiris lalu dimasukkan ke dalam kardus. Sebagai pelengkap, ditambahkan acar dan sambal untuk cocolan.
Martabak siap santap (dok.pri) |
Alhamdulillah, kami segera pulang dan tidak sabar untuk menyantap martabak telur spesial. Sebenarnya, selain membeli martabak, saya juga bertugas untuk membeli lauk untuk makan malam.
Berkumpul, demikianlah saat yang kami nanti-nanti. Berkumpul bersama saudara dan keponakan. Makan bersama dengan cara dipuluk dan kembulan. Bagi kami, apapun yang kami santap, selalu terasa nikmat. Mungkin inilah yang dinamakan rezeki barokah.
Setelah menikmati makan malam dan menyantap martabak, waktunya leyeh-leyeh sambil berbincang-bincang santai. Kalau sudah begini, rasanya kok jadi malas balik lagi ke Karanganyar. Kalau saya tidak segera balik ke Karanganyar, kasihan ayam-ayamnya thole nggak ada yang ngopeni.
Goreng sampai matang (dok.pri) |
Ya, Dhenok dan thole maunya pulang hari Jumat. Tentu saja saya harus segera pulang ke Karanganyar. Ada tugas yang harus saya kerjakan, yaitu mengedit naskah sebab naskah yang harus saya tulis ada di laptop milik saya.
Sampai jumpa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar