Melayani pelanggan dok.pri |
Setiap pergi ke pasar
Jungke, Karanganyar kota, saya selalu memperhatikan pedagang-pedagang yang
berada di depan pasar alias di pinggir jalan. Ada pedagang mie ayam, dawet,
Siomay, dan lain-lain. Biasanya saya hanya sekadar memperhatikan aktifitas mereka
melayani pelanggan.
Suatu hari, setelah saya
berbelanja di Toko Sami Seneng depan Pasar Jungke, saya ikut mengantre di depan
pedagang dawet. Dawetnya memang mantap. Nah, saat itu saya lihat ada orang yang
akan membeli siomay. Pedagang sembako di kios bilang pada calon pembeli siomay,”Mbak,
yang jualan lagi shalat zuhur. Ditinggal belanja dulu, nanti kembali ke sini
lagi.” Calon pembeli akhirnya pergi.
Beberapa saat kemudian
datanglah pedagang siomay, yang saya kenal bernama Mas Nugroho dan memiliki
akun Facebook Haho Rezek. Saya bilang kalau tadi ada orang yang mau membeli siomay
tapi kemudian pergi lagi.
“Rezeki sudah ada yang
ngatur kok, Mbak. Kalau rezekiku nanti pembeli akan datang kembali. Tapi kalau
belum rezeki, biarlah… Waktunya shalat ya shalat dulu. Dunia itu nggak usah
dikejar, dia akan datang sendiri (maksudnya rezeki).”
Saya kagum dengan anak muda,
jomblo, religious, sukses berdagang, dan dagangannya halal. Mas Haho ini biasa
mangkal di depan Pasar Jungke. Satu porsi siomay komplet berisi tahu putih,
pare, kol, kentang, siomay ikan, dan 1 butir telur harganya cukup terjangkau,
hanya enam ribu rupiah. Mas Haho juga melayani pembeli yang hanya membeli
sesukanya, misalnya dua ribuan, tiga ribuan dan seterusnya (ramah di kantong).
Setelah pasar mulai sepi,
Mas Haho berkeliling kampung untuk menjajakan dagangannya. Mas Haho juga
menerima pesanan siomay dan siap antar. Tak tanggung-tanggung, sering dipesan dalam
jumlah banyak saat pertemuan RT. Pelanggan sangat percaya dengan kualitas
siomay Mas Haho. Kalau sudah mencicipi siomay buatan Mas Haho, pasti bakalan
ketagihan.
Beberapa kali saya memesan
siomay dagangan Mas Haho untuk makan bersama di sekolah. Alhamdulillah,
teman-teman saya merasa puas. Bagi panjenengan yang tinggal di sekitar Pasar
Jungke, bisa mencoba siomay Mas Haho.
Mas Haho menyiapkan dagangan
dibantu Ibu dan keluarganya. Sebetulnya, ada orang yang ingin ikut menjualkan
dagangan Mas Haho tapi Mas Haho merasa kerepotan kalau ada “orang” yang ikut
menjual dagangannya. Mas Haho cukup puas dengan keadaannya sekarang, berdagang
sendiri.
Saya tidak ada hubungan
kekerabatan dengan Mas Haho, tapi saya senang bisa berbagi cerita tentang Mas
Haho dan siomaynya. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rezeki buat Mas Haho,
amin. Semoga laris manis!
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar