Beberapa
hari ini, saya mendapatkan banyak pesan di WA dari beberapa teman tentang orang
yang sombong. Hidup dalam kesombongan, congkak atau arogan.
Menurut
KBBI, arogan memiliki arti 1) sombong, congkak, angkuh, 2) Psi mempunyai
perasaan superioritas yang dimanifestasikan dalam sikap suka memaksa atau
pongah. Contoh: di dunia yang penuh manusia arogan dan kepalsuanini, kemampuan
melihat dan merasakan kekuasaan dan kebesaran Allah akan menyebabkan seseorang
memiliki jiwa besar.
Arogansi,
kesombongan, keangkuhan, contoh: kalau tidak meminta maaf, berarti menunjukkan
arogansi kekuasaannya.
Orang
yang arogan, sombong dan bangga dengan “kesembongannya”, biasanya akan dijauhi,
dikucilkan dan jadi bahan pembicaraan orang. Akan tetapi orang tersebut akan
semakin bangga bila semakin banyak orang yang membicarakannya.
Kadang-kadang
orang yang arogan, perbuatannya kelewat batas. Dengan demikian, banyak orang
yang merasa keberadaannya mengganggu orang lain. Orang yang arogan, tidak
peduli dia kaya atau miskin, pintar atau bodoh, di manapun dia berada tidak
akan mau merendah. Bahkan bila kondisinya sudah memprihatinkan saja, masih bisa
untuk sombong.
Bagi
orang yang melihat perilaku orang yang arogan, akan mengatakan,”yen durung mujur
ngalor” wong kuwi tetep sombong. Maksudnya mujur ngalor adalah meninggal dunia.
Jelas, kalau orang sudah meninggal dunia alias mujur ngalor, sudah tidak bisa
arogan lagi.
Mengapa
harus arogan? Apa yang bisa kita sombongkan setelah kita mati? Tidak ada! Oleh
sebab itu, jauhkan dari sikap arogan. Usia kita terbatas, waktunya untuk
memperbaiki diri, introspeksi. Siapkan diri kita mengadapi kematian.
Karanganyar,
3 Januari 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar