noerimakaltsum.com . 30 tahun yang lalu, aku lulus SMP. Kini, teman-teman SMP-ku menghubungi aku dan mengajakku untuk berkumpul mengadakan reuni. Bagiku reuni bukanlah sebagai momok. Meskupun aku bukan orang kaya raya, aku tetap menghadiri reuni SMP.
Sebelumnya, aku minta izin terlebih dahulu kepada istri. Bagaimanapun juga, istriku harus tahu ke mana aku pergi dan dalam acara apa? Istriku mengizinkan tanpa memberi syarat thethek bengek. Dia hanya berpesan agar bersikap wajar saja bila bertemu dengan teman-teman. Tidak perlu merasa minder dan merasa paling miskin sedunia. Syukuri saja apa yang diberikan Allah pada kami.
Kaos seragam reuni sudah aku terima dan aku sudah membayarnya. Hari yang aku nantikan tiba. Reuni SMP ini diselenggarakan di sekolah saja. Temanya sederhana dan acaranya juga hanya ramah tamah.
Setelah 30 tahun tidak bertemu dengan teman-teman satu angkatan, aku tidak mengenali mereka satu per satu. Hanya beberapa orang yang aku kenal karena memang sering bertemu. Ada beberapa teman yang sukses menjadi pengusaha dan mampu mengajak teman-teman untuk bergabung bekerja padanya.
Aku hanya orang biasa, tidak kaya raya, hidup sederhana dan tidak berlebihan. Tiba-tiba ada seorang teman yang menghampiriku.
"Kamu Raja, ya?"
"Betul. Maaf, aku tidak ingat."
"Aku Gatot, yang dulu pernah menginap di rumahmu."
Aku benar-benar bisa mengingatnya. Aku dan Gatot akhirnya ngobrol.
"Raja, kamu masih ingat dengan Jaka?" Jaka kembarannya Gayatri."
"O, iya. Bagaimana kabar mereka?"
"Jaka sekarang mengalami stroke dan Gayatri tinggal dan mengelola Ponpes."
"Syukur, alhamdulillah kalau Gayatri tinggal di ponpes. Gatot, bisakah kamu menemaniku ke rumah Jaka?"
"Dengan senang hati."
Aku izin ke kamar belakang dulu. Aku mengambil dompet lalu aku buka dompetku. Ada sejumlah uang yang akan aku gunakan untuk kulakan dagangan. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya aku menelepon istriku. Setelah aku menyampaikan maksudku, istriku mengizinkan.
Akhirnya, setelah reuni selesai, aku dan Gatot menuju rumah Jaka. Dari jauh, aku lihat rumah Jaka ramai. Setelah Gatot bertanya pada seseorang, aku mendapatkan informasi kalau Jaka akan dibawa ke rumah sakit.
Aku turun dari sepeda motor. Aku dan Gatot mendekati rumah Jaka. Seorang perempuan keluar dari rumah Jaka. Arini? Arini adalah teman SMA-ku, anak orang kaya.
"Arini?"
"Istrinya Jaka,"bisik Gatot.
"Suamiku sesak nafas."
Semua terjadi begitu cepat. Hanya hitungan jam Jaka berada di rumah sakit dan akhirnya meninggal.Aku ucapkan bela sungkawa dan memberikan amplop ala kadarnya. Bebarapa saat kemudian, aku harus pulang.
Aku dan Gatot mampir di warung bakso. Menyantap bakso kuah di saat perut kosong, sangat nikmat.Selesai makan, aku mendekati Gatot.
"Gatot, terima kasih. Kamu sudah mempertemukan aku dan Jaka dalam keadaan bagaimanapun. Semoga Jaka tenang di sana. Aku pulang dulu, kapan-kapan kita bertemu lagi."
Aku menyalami Gatot sambil kutinggalkan beberapa lembar uangku buat jajan anak-anaknya di tangannya. Aku tidak kaya, tapi aku berangkat reuni. Di dalam reuni terdapat silaturahmi. Dan inilah reuni yang sangat berkesan, bertemu Gatot teman SMP yang pernah menginap di rumahku. Dan, pada hari kedua Gatot menginap, oleh Ibunya disusul dan Gatot diminta pulang untuk membantu Bapaknya mengambil sampah-sampah dengan gerobak. (Selesai)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar