Saya mulai mengizinkan Dhenok membawa hp ketika Dhenok
kelas 5 SD. Bukan berarti Dhenok boleh membawa hp ke mana-mana. Ada batasan
waktu untuk Dhenok dalam membawa hp. Saat Dhenok sekolah, hp dibawa oleh
Ayahnya. Dan ketika pulang sekolah, hp diberikan kepada Dhenok.
Saya sering mengamati, setiap membawa hp, anak
tersebut bukan untuk kegiatan yang aneh-aneh. Paling-paling untuk memotret dan
merekam kegiatan adiknya yang masih bayi (waktu itu tahun 2011-2012). Memotret
pun bukan asal memotret tapi memotret alam, ilalang, sawah, bunga di tepi jalan
dan lain-lain. (Kadang saya tidak tahu
jalan pikiran Dhenok bila dia sedang memotret)
Kini setelah Dhenok remaja, saya juga membatasi dia
dalam penggunaan gadget. Alhamdulillah, gadget digunakan untuk hal-hal yang
bermanfaat. Saya baru menyadari kalau Dhenok melakukan jual beli barang secara
online. Apakah saya bisa memantau kegiatannya? Ya, Insya Allah saya memantau
semua kegiatan sehari-harinya. Dhenok dodolan secara online lewat tokonya
sendiri atau lewat marketplace. Bagi saya, kegiatan positif ini perlu saya
dukung karena menggunakan gadget bukan hanya untuk sesuatu yang mubazir. Untuk
memasarkan produk-produknya, Dhenok perlu gambar-gambar yang keren. Perpaduan
kamera DSLR dan gadget yang bagus, akan menghasilkan gambar produk yang tidak
meragukan.
Sebenarnya, saya sendiri awalnya hanya memakai hp zadul.
Hp yang hanya bisa digunakan untuk SMS dan telepon saja. Bagi saya, yang
penting bisa untuk berkomunikasi dengan keluarga dan keluarga besar serta mudah
dihubungi untuk kepentingan pekerjaan. Sekarang, untuk kepentingan menulis dan
ngeblog, saya memerlukan gadget yang tidak hanya bisa untuk sms dan kring saja.
Anak saya yang kedua (kelas 1 SD) kadang-kadang
meminjam hp saya untuk ngegame. Itu saja saya batasi waktunya. Hanya beberapa
menit saja. Kok saya mengizinkan anak kecil memegang gadget? Saya mempunyai
alasan si kecil boleh memegang gadget, karena di rumah tidak ada televisi.
Pulang sekolah, si kecil berada di penitipan anak sampai sore. Setelah dijemput
pulang ke rumah biasanya bermain (bermain dengan tetangga atau bersepeda
keliling di dekat sawah).
Kalau tidak bermain, si kecil biasa diajak memancing
(di selokan atau sungai) atau berolahraga bulutangkis/tenis lapangan (yang ini
tugas Ayahnya). Sepulang dari memancing atau berolahraga menjelang maghrib,
tentu saja ada agenda belajar membaca/menulis dan berhitung. Nah, kalaupun si
kecil memegang gadget, waktunya tidak lama.
Kalau sekarang saya sering mendengar orang tua yang
mengeluh karena anak kecanduan gadget, saya jadi heran. Kok bisa begitu ya?
Siapa yang bersalah bila anak sampai kecanduan gadget? Bila sudah terlanjur,
tidak perlu menyalahkan siapa-siapa. Mari bersama-sama memperbaiki komunikasi
kita dengan anak-anak. Sebagai orang tua, kita harus sabar untuk mengubah
kebiasaan anak yang sudah “kecanduan gadget”. Lalu bagaimana cara
menghilangkan/mengurangi anak kecanduan gadget? Lima (5) cara menghilangkan
atau mengurangi anak kecanduan gadget, adalah:
1. Luangkan Waktu Untuk Anak
Selama ini, berapa lama kita melakukan kegiatan
bersama anak-anak? Sepulang dari bekerja di luar rumah, masih adakah waktu kita
melakukan kegiatan bersama anak-anak? Atau malah pulang dari kantor, sampai di
rumah masih bekerja lembur-lembur, pekerjaan kantor dibawa pulang? Lantas
anak-anak juga sibuk dengan urusannya sendiri, nonton televisi, bermain sendiri
atau memegang gadget?
Mari luangkan waktu untuk anak-anak, kita bisa duduk
bersama atau melakukan kegiatan bersama, berbincang-bincang ringan, menemani
anak melakukan aktifitas dan sebagainya. Anak lebih merasa diperhatikan dan
lebih percaya diri. Dengan kita mendampingi anak, anak tidak lagi merasa
sendiri.
Orang tua bisa mengajak anak-anak melakukan perjalanan
wisata atau travelling di sekitar kota. Perjalanan yang ditempuh atau tempat
wisata yang dikunjungi tidak harus jauh-jauh. Orang tua bisa mengajak anak-anak
mengunjungi tempat wisata yang dekat dan tidak menguras kantong.
Orang tua juga bisa mendampingi anak-anak keluar rumah
untuk sekadar mencari sesuatu yang dibutuhkan anak. Dengan demikian, anak
mengurangi memegang gadget bila bersama dengan orang tua dalam melakukan
aktifitas yang menarik perhatiannya.
2. Biarkan Anak Bermain Dengan atau Tanpa Mainan
Saya sering membaca tulisan tentang perbedaan
permainan anak-anak zaman dulu dengan zaman now. Zaman dahulu, permainan
anak-anak cenderung dilakukan bersama teman-temannya. Tidak ada anak yang
bermain secara individu atau perorangan, sendirian. Ada permainan yang sifatnya
bertanding berkelompok dan ada yang bertanding sendiri-sendiri. Ada permainan
dengan menggunakan alat permainan, ada juga permainan tanpa menggunakan alat
permainan.
Berbeda dengan zaman sekarang, anak cenderung sibuk “sendirian”.
Bermain gadget sendiri, menyendiri dan tidak berinteraksi dengan anak lain.
Agar anak mengurangi dan tidak bergantung pada gadget,
orang tua bisa mengajak anak-anak untuk bermain bersama teman-temannya. Bermain
bersama teman yang lain maka akan terjadi komunikasi antar anak. Anak bisa bersama-sama
membuat mainan atau bermain bersama.
3. Sibukkan Dengan Kegiatan Positif
Di rumah kami, tidak ada televisi. Saya, suami dan
anak-anak biasa tidak melihat TV karena di rumah tidak ada TV. Sesekali melihat
TV kalau berada di rumah orang lain. Itu saja, bagi saya acara TV sekarang
tidak banyak yang menarik. Memang ada beberapa acara TV yang menarik dan
mendidik, tapi saya sudah terlanjur tidak suka menonton TV.
Anak saya yang besar sibuk dengan “dagangannya”. Si kecil
juga sibuk dengan kegiatannya. Kegiatan luar yang paling disukai si kecil
adalah memancing. Sedangkan waktu luang hari-ihari biasa, sering ikut Ayahnya
melakukan olahraga. Olahraga yang dijalani si kecil adalah bulutangkis dan tenis
lapangan. Si kecil juga suka beternak, maka dia paling suka kalau diajak
jalan-jalan untuk melihat ternak, seperti ayam, bebek, ikan, kambing dan sapi.
4. Berikan Batasan Waktu Bermain Gadget
Kalau belum terbiasa menggunakan gadget, silakan
batasi saja menggunakan gadget untuk ngegame atau berinternet. Cara membatasi
di sini juga tidak perlu kaku. Berikan pengertian terlebih dahulu kepada anak. Internet
bisa dinikmati dengan batasan waktu. Alangkah baiknya kalau di awal ada
perjanjian antara anak dengan orang tua.
Kalau anak bisa berhasil menggunakan gadget dengan
bijak, berikanlah penghargaan. Kalau ternyata anak melanggar peraturan, berikan
sanksi yang tidak memberatkan.
5. Ajaklah Anak Untuk Bersosialisasi
Orang tua bisa mengajak anak bersosialisasi dengan
teman-teman, saudara, tetangga dan lain-lain. Dengan mengajak bersosialisasi ada
nilai positif, yakni silaturahmi. Selama bersosialisasi, tentu saja tidak boleh
membawa gadget. Ajarkan pada anak, untuk menghargai orang lain dengan cara
tidak sibuk sendiri dengan gadget.
Dengan bersosialisasi, ada kontak fisik dan kontak
mata dengan orang lain. Kalau sudah ada kontak mata dengan orang lain maka akan
ada senyum tipis yang menghias bibir sehingga ada pelajaran berinteraksi dengan
orang lain membuat kita bahagia.
Nah,
ayo batasi penggunaan gadget pada anak dan keluarga. Gunakan gadget seperlunya saja. Dan tulisan ini telah
berhasil membuat saya melepaskan gadget beberapa saat. Masih di
#SatuHariSatuKaryaIIDN, tetap semangat dan semoga bermanfaat.
Karanganyar,
25 Januari 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar