Mulanya,
saya berpikiran kalau terlalu lama mudik ke rumah Ibu, saya tidak akan
produktif nulis. Ternyata saya keliru. Kebetulan Nok Faiq (anak saya yang
besar) membawa laptop dan mau berbagi laptop dengan maminya. Jadilah, saya
tetap nulis meskipun harus bergantian dengan Nok Faiq.
Beberapa
tulisan yang sempat saya buat, antara lain:
1. Mudik
Termahal
Biasanya
kalau mudik naik bus, dari Solo ke
Yogyakarta saya naik bus jurusan Surabaya-Yogyakarta. Ongkosnya murah, hanya
Rp. 12.000,00 saja, dengan fasilitas AC dan jalannya lancar tidak
sebentar-sebentar berhenti. Bus Surabaya-Yogyakarta, setelah keluar terminal
Solo, di jalan tidak menaikkan penumpang lagi.
Oleh
karena liburan Natal ini antreannya panjang, bus Surabaya-Yogyakarta belum juga
datang maka saya naik bus jurusan Solo-Purwokerto. Gandrik, dari Solo ke
Yogyakarta, ongkosnya Rp. 20.000,00. Mihil (eh mahal) sekali! Sabar-sabar,
orang sabar disayang Gusti Allah. Lagian, busnya sebentar-sebentar berhenti
untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
2. Jalan
Kaki Menuju Pasar Condronegaran Bersama si Kecil
Hari
kedua di Yogyakarta, saya mengajak si kecil Faiz untuk ke pasar Condronegaran
membeli nasi gudheg. Mudik ke Yogya tidak afdol kalau belum menikmati nasi
gudheg. Sebenarnya saya diprotes oleh si
kecil,”Mi, mbok naik motor saja. Mosok jalan kaki, lelah Mi.”
“Sabar,
ya Le. Biar sehat.” Wkwkwk, padahal lumayan jauh.
3. Telur
Dadar Buatan Faiz
Siang
harinya, Faiz ganti membuat mami ini capek. Dia punya ide membuat telur dadar.
Saya mengizinkan, tapi tidak melepaskan begitu saja. Faiz mendadak jadi koki.
Ya, Faiz punya pengalaman memasak, masak telur dadar. 2 butir telur setelah
matang dimakan sendiri tidak pakai nasi. OMG!
4. Mpek-mpek
Palembang Cocok Dimakan Saat Udara Dingin
Adik
ipar saya asli Palembang dan sudah lama bermukim di Yogyakarta. Tiap ada acara
kumpul-kumpul keluarga besar, pasangan suami-istri itu selalu membawakan Pempek
Palembang. Kebetulan saat itu udara dingin setelah hujan. Memang, Mpek-mpek
Palembang Cocok Dimakan Saat Udara Dingin. Dan, yang menggoreng tugasnya
menggoreng. Yang makan tugasnya menghabiskan. hahaha
5. Martabak
Telur Spesial Nan Mantap
Berkumpul
bersama keluarga besar, tentu lebih seru kalau persediaan makanannya cukup. Nah,
meskipun di rumah ada tahu dan makanan berat, tapi tetap saja pingin martabak. Akhirnya
membeli martabak 2 porsi, satu porsi Rp. 25.000,00.
Adapun bahan-bahan yang digunakan
antara lain:
2 butir telur bebek
irisan daun bawang alias loncang
daging ayam
bumbu
kulit martabak
Cara membuat:
1. Kocok telur, tambahkan bahan
lain kecuali kulit martabak
2. Memanaskan minyak di atas wajan
datar
3. Menaruh kulit martabak di atas
wajan
4. Campuran telur dan bahan-bahan
dituang di atas kulit martabak
5. Lipat sisi-sisi kulit untuk
membungkus isi martabak
6. Goreng sampai matang dan kulit
kering
Setelah masak, martabak siap diiris lalu dimasukkan ke
dalam kardus. Sebagai pelengkap, ditambahkan acar dan sambal untuk cocolan.
6. Mengunjungi
Pasar Hewan PASTY di Jalan Bantul, Dongkelan, Yogyakarta
Biar si kecil tidak
rewel, saya mengajaknya Mengunjungi Pasar Hewan PASTY di Jalan Bantul,
Dongkelan, Yogyakarta. Kami berjalan santai
melihat-lihat apa yang ada di pasar hewan (sebelah timur jalan). Faiz mulai
menunjukkan jalan kepada saya dan Dhenok. Beberapa kali, Faiz diajak Ayah ke
Pasty, jadi dia hafal benar ke mana harus melangkah.
Berbagai macam unggas ada di sana. Sebenarnya saya tertarik
dan ingin membeli burung yang murah meriah dan perawatannya mudah. Hanya saja
kalau saya membeli burung di sini, bagaimana nanti membawanya pulang? Oleh
karena nanti saya kesulitan sendiri, maka saya putuskan ke Pasty khusus
jalan-jalan saja.
7. Es
Serut Cokelat Tape Jadul
Saya mengenal es tape jadul sejak masih kecil dan es tape
jadul ini memang populer saat itu. Sekitar tahun 70-80-an es tape sangat
digemari anak-anak (duh ketahuan, berapa umur penulis hehe). Ketika saya masih
kecil, jajanan (makanan dan minuman) yang dijual sangat terbatas jenisnya. Akan
tetapi, makanan jajanan zaman old kondisinya sehat. Tidak pernah ditemukan
kasus keracunan makanan karena jajan di sekolah.
Kembali pada Es Tape Jadul yang sedang saya tuliskan. Es
Tape Jadul berbahan dasar es serut, santan kelapa, bubuk cokelat, gula pasir,
tape yang sudah dihaluskan dan kelapa muda. Semua bahan dicampur lalu
dimasukkan ke dalam wadah.
Satu porsi Es Tape Jadul dijual dengan harga Rp. 4.000,00.
Harganya sangat murah karena satu porsi Es Tape Jadul ini bisa kita minum
berdua.
Saat ini, saya bisa mendapatkan Es Tape Jadul di dekat
Jembatan Prapanca, Gedongkiwo, Yogyakarta (jalan menuju SMA N 1 Kasihan dan SMK
Jurusan Seni). Alhamdulillah, zaman now saya masih bisa mengkonsumsi minuman
legendaris yang terkenal sewaktu saya masih kecil.
8. Silaturahmi
Menambah Umur Panjang
Teman
saya kelas 1 SMA sekaligus tetangga yang sempat saya kunjungi adalah mbak Asih.
Mbak Asih dulu orangnya pintar dan rajin ke gereja. Dia kuliah di Fakultas
Kedokteran Hewan. Mbak Asih memiliki 3 orang anak. Anak ketiga berumur 11 tahun
dan berkebutuhan khusus (autis, kata mbak Asih)
Mbak
Asih pernah terserang stroke ringan. Jadilah, dia oleh suami dieman-eman. Mbak
Asih tidak boleh bekerja karena si kecil juga memerlukan perhatian yang lebih.
Saya
bersyukur bisa bertemu mbak Asih, meskipun bertetangga tapi cukup lama kami
tidak bertemu. Rupanya, pertemuan ini juga membuat mbak Asih bahagia. Saya
senang, mbak Asih memiliki semangat yang tinggi. Mbak Asih mempunyai nama
lengkap Benedicta Murniningtyas Widiasih. Kuliah di UGM angkatan 1990.
Semoga
pertemuan ini membawa banyak manfaat dan memanjangkan umur, amin.
Itulah
beberapa tulisan yang saya tulis selama 5 hari di Yogyakarta. Sebenarnya, tiap
judul artikel, tulisannya panjang, sengaja saya pangkas. Hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar