noerimakaltsum.com. Beberapa tahun terakhir ini teman-teman mempercayakan
keuangan kepada saya untuk segala kegiatan keluar atau berwisata. Saya tidak
keberatan dipercaya sebagai pemegang uang. Namun demikian, bukan berarti saya
bebas menggunakan uang atau memaksa kepada teman-teman untuk menurut saya dalam
penggunaan uang untuk segala bentuk pengeluaran.
Teman-teman mempercayakan keuangan kepada saya karena
saya dinilai jujur dan bisa mempertanggungjawabkan atas semua yang ada
kaitannya dengan keuangan. Oleh karena di pundak saya dititipi amanah, maka
saya berjanji akan melaksanakan amanah tersebut dengan baik. Alhamdulillah
semua berjalan dengan baik dan lancar.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan agar
berwisata “hanya” keluar uang sedikit dan tidak mengalami pemborosan. Tentunya
berdiskusi terlebih dahulu adalah langkah yang bijak agar dapat berwisata dengan nyaman dan sangat berkesan.
Ada beberapa tips berwisata murah meriah (khusus jarak
dekat), di antaranya:
1.
Memperhitungkan
biaya pengeluaran terlebih dahulu
Sebelum bepergian, kami survey tempat atau sekadar
mencari informasi dari mbah google. Untuk biaya masuk ke obyek wisata (obwis)
kami mencari informasi dari orang yang sudah pernah ke sana. Biaya untuk
pembelian bahan bakar diperkirakan terlebih dahulu (dilebihkan). Untuk membeli
minuman, camilan, makan siang, membayar tempat parkir dan lain-lain. Namanya
juga perkiraan, jadi mungkin tidak dapat tepat. Setelah biaya-biaya pengeluaran
dihitung, baru ditambah 20% untuk cadangan.
2.
Armada
sendiri dan ada 2 sopir yang bisa bergantian mengendarai
Bepergian dengan armada sendiri dan dikemudikan
sendiri, biayanya lebih irit. Kalau tidak punya kendaraan sendiri, menyewa
armada adalah langkah yang baik. Dibandingkan bepergian dengan kendaraan umum,
akan jauh lebih irit kalau menggunakan kendaraan sendiri (berlaku bepergian
secara rombongan).
Untuk kendaraan, biaya yang dikeluarkan adalah untuk
pembelian bahan bakar. Tidak ada pengeluaran untuk sopir.
3.
Membawa
camilan dan minuman sendiri
Saya masih ingat, sekitar tahun 1985-1989 setiap
mengikuti wisata yang diselenggarakan muda-mudi kampung, saya dan kakak saya
selalu membawa camilan dan minuman sendiri. Minuman kemasan yang kami bawa
adalah minuman bersoda dalam kaleng/teh kotak sejumlah tempat wisata yang
dikunjungi. Untuk camilan, saya dan kakak membawa beberapa kemasan yang dimakan
bareng-bareng dengan tetangga/teman-teman.
Setelah diberi amanah untuk membawa uang wisata, saya
akan membeli minuman dalam botol (air putih, teh, isotonic, minuman soda dan
lain-lain) dalam jumlah banyak, pernah juga membawa teh panas dimasukkan dalam
drink jar. Tentu saja air mineral dalam gelas tidak pernah ketinggalan. Saya
juga menyediakan camilan yang bisa saya beli di pasar (arem-arem, tahu bakso,
lumpia/sosis, kue dan lain-lain). Tinggal memilih camilan yang kami suka, lalu
membayar, beres. Saya tidak repot memasak.
Selain itu, saya juga perlu menyediakan kacang kulit
oven. Kalau harus membeli di tempat wisata, tentu harganya mahal, bukan? Namanya
juga emak irit, jadi semua perlu dihitung-hitung terlebih dahulu, hehe.
4.
Memilih
Rumah Makan untuk makan siang di luar obyek wisata
Kami memilih makan siang di luar obyek wisata,
misalnya di pinggir jalan. Mengapa demikian? Sebab, harga yang dipatok di obwis
biasanya mahal. Kalau ada yang bilang, lebih irit lagi kalau membawa bekal
sendiri. Belum tentu juga! Selera orang kan tidak sama. Jadi kalau makan di
Rumah Makan, kami bisa bebas memilih sesuai selera. Makanannya juga masih
hangat.
Namun kalau ada yang membawa bekal untuk dimakan
beramai-ramai, kami tidak menolak. Pokoknya ada makanan, santap bareng. Biasanya
kalau membawa bekal yang jumlah tidak seberapa, makanan kami santap di obwis.
5.
Membawa
kamera
Siapkan kamera ketika akan pergi piknik. Zaman now,
piknik kudu bawa kamera. Saya yakin, di manapun kita berada pasti akan “cekrek-cekrek”.
Kamera yang dibawa bisa saja cukup kamera smartphone, kamera saku atau DLSR. Yang
penting adalah saat pengambilan gambar, harus memperhatikan syarat-syarat untuk
mendapatkan gambar yang baik. Seandainya ada yang menguasai dunia fotografi,
silakan ambil gambar sebanyak-banyaknya. Jangan lupa bawa tripod.
Di tempat wisata, banyak orang yang menawarkan jasa
pemotretan. Tarif pemotretan ini tidak murah. Kalau sekadar untuk memberikan
penghasilan pada orang, silakan saja menggunakan jasa mereka. Perhitungkan dahulu
dan buat perjanjian, agar pengeluaran tidak membengkak.
Untuk gambar yang kita ambil sendiri, kita bisa saling
menukar gambar satu sama lain. Saya yakin, tiap orang pasti mengambil gambar.
Beberapa tips berwisata murah meriah ini semoga
bermanfaat bagi pembaca. Oh ya, tulisan ini ditulis dengan mengerahkan energy yang
tidak sedikit. Kenapa? Sebab saya sedang mengikuti tantangan dari IIDN berupa #SatuHariSatuKaryaIIDN.
Semoga bisa konsisten menulis selama program berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar