dok.pri |
noerimakaltsum.com. Hari Ahad, 16 April 2017 merupakan hari yang sangat mengejutkan bagi keluarga kecil saya. Sebelumnya, kakak saya yang hobinya gowes bilang pada saya kalau suatu saat ingin diantar ke Kemuning, Candi Sukuh dan Ndoro Dongker. Bagi saya kedatangan kakak, adik, Ibu adalah rezeki yang sangat besar sekali hikmahnya. Travel kali ini merupakan kejutan dari saudara.
Pagi
itu, saya mendapat kejutan dari kakak saya yang lain yang berdomisili di
Gunungkidul. Saya pikir kakak perempuan ini sedang berada di kampus. Dia kan
kuliah lagi, melanjutkan S1 PGSD. (yah, kuliah sampai S2 Jurusan Bahasa Inggris
tidak linier dengan jurusan D2 PGSD).
“Jangan
bilang siapa-siapa kalau aku menuju rumahmu. O ya, aku bawakan pisang raja.
Mau, nggak?”
“Okey.”
Saya
berusaha menyimpan ini. Tapi saya kan juga memberi tahu suami dan anak
perempuan. Hanya saja, suami dan anak saya mungkin tidak bisa berahasia.
dok.pri |
Beberapa
saat kemudian, rombongan dari Yogyakarta datang. Langsung ndlosor di tempat
yang sudah saya siapkan, yaitu lesehan. Ada siomay dan dawet yang bisa
digunakan untuk mengisi perut. Tidak lupa teh panas saya tuang ke dalam
beberapa gelas.
dok.pri |
Beberapa
camilan saya hidangkan. Saya tidak suka basa-basi, apalagi dengan saudara
sendiri. Sambil mereka berisitirahat, kami mengobrol santai.
“Ini
ke Candi Sukuhnya sebentar lagi ya. Aku menunggu teman yang mau datang, nanti
ndak kecelik.”
“Ndakpapa.”
Saya
menulis chat ke kakak saya yang dari Gunungkidul.
“Sampai
di mana? Aku nunggu kamu. Kami menunda berangkat ke Candi Sukuh”
“Ditinggal
saja ndakpapa. Ini sudah sampai Sukoharjo.”
Akhirnya
saya berterus terang pada saudara saya yang sudah berada di rumah saya.
“Sebenarnya mbak Lichah ini sudah berada di Sukoharjo. Kalau nunggunya
kelamaan, biarlah aku di rumah saja.”
“Ndak
usah. Ditunggu saja, kita ramai-ramai dolan bareng. Kesempatan langka bisa
ngumpul seperti ini.”
Sebentar
kemudian mbak Lichah datang. Sedikit bincang-bincang, lalu kami melaksanakan
shalat zuhur sebelum berangkat menuju Candi Sukuh dan sekitarnya.
Perjalanan
dimulai. Si dhenok, Faiq, bertugas menuntun Ibu yang sudah sepuh. Sing sabar ya
Nok. Itu Ibuku lo, awas kalau kakehan sambat…. Saya bertugas mengambil gambar
alias motret-motret. Enggak seru kan kalau piknik kok nggak ada gambarnya. Maaf
ya Nok, mami pinjam dulu kameranya.
Hari
Minggu dan hari libur, biasanya Candi Sukuh ramai pengunjung. Kami tidak bisa
leluasa untuk mengambil gambar dengan latar belakang candi karena banyak yang
mengantri. Di sekitar Candi Sukuh, kami harus mematuhi aturan yang ada. Candi
Sukuh adalah tempat beribadah bagi umat Hindu, jadi kami harus menghormati
mereka berserta tempat ibadahnya.
Setelah
keluar dari area candi, kami melanjutkan perjalanan ke Kemuning. Tempat yang
dituju adalah Ndoro Dongker. Batin saya, ngapain kakak nomor dua kok ngajak ke
tempat yang mahal sekali untuk sekadar minum teh? Ah, ternyata kakak saya hanya
mau foto-foto saja. Akhirnya kami menuju kebun teh yang ada tulisannya
KEMUNING. Nah, ini baru benar-benar berada di kebun teh.
00000
Sebelum
pulang, kami mampir dahulu untuk makan sore. Suami saya mengajak kami makan di
Gerdu Steak Resto Karangpandan. Resto ini milik teman SMA suami. Saya juga
mengenal akrab dengan pemiliknya. Beliau adalah mbak Yayuk.
Selesai
makan, kakak saya menyodorkan beberapa lembar uang ratusan ribu. Saya menolak
karena suami berniat menjamu tamu. Sama halnya ketika akan masuk ke obyek
wisata Candi Sukuh, suami menyuruh saya mengembalikan uang yang disodorkan
kakak saya.
Kebetulan,
pemilik resto ada dan ada teman SMA mereka yang sedang makan di resto itu.
Akhirnya mereka berfoto-foto, saya diajak serta foto tapi saya tidak mau.
ketika saya bilang ke suami, suami menjawab,”sudah dibayar lunas pemiliknya.”
Rezeki
nomplok! Niat kami adalah menjamu tamu dengan sebaik mungkin. Alhamdulillah,
ada orang sangat baik hati. Semoga diberi kelancaran ya, mbak.
Sampai
di rumah, saudara-saudara saya menjalankan shalat maghrib dulu barulah mereka
pulang. Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga ke Candi Sukuh bersama Ibu dan
saudara-saudara saya beserta keluarga. Nah, piye mbak Anna, setelah tahu
medannya, apakah tetap lanjut rencana gowes ke Candi Sukuh dari Karanganyar?
Nanjak terus lo jalannya.
dok.pri |
Selamat
mencoba saja, gowes bersama teman-teman. (Sepertinya dirimu angkat tangan,
terlalu tajam tanjakannya). Kalau tidak mampu, nggak usah dipaksakan lo.
Suatu
saat saya ingin anak-anak Ibu, kami berenam dan keluarga bisa melakukan
perjalanan wisata bersama. Tak perlu jauh-jauh tempatnya, yang penting 6
bersaudara pergi bareng.
Karanganyar, 11 Februari 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar