Mas Tiyan dan Pak Andri Foto : dokumen Otiswara Heru |
Memiliki
teman guru sekaligus berprofesi sebagai wartawan, rasanya senang sekali. Ketika
kami terlibat dalam suatu obrolan, ternyata pembicaraan kami bisa menyambung. Inilah
kelebihan saya dalam menggiring seseorang untuk mengikuti topic pembicaraan
yang saya inginkan.
Teman
saya, sebut saja Pak Andri. Saya mengenal beliau belum lama, belum genap satu
tahun. Pak Andri selain mengajar, juga menjadi wartawan. Tentu saja beliau bisa
menulis sesuai tema yang sudah ditentukan. Dari bincang-bincang kecil ini, saya
melontarkan satu pertanyaan yang cukup membuat beliau tersenyum.
“Pak
Andri, sudahkah menerbitkan buku?”
“Belum,
Bu.”
“Wah,
Pak Andri harus menerbitkan buku. Paling tidak satu buku. Saya yakin tulisan
panjenengan terdokumentasi dengan baik di file. Tulisan panjenengan sudah
dibaca banyak orang (yang tayang di Koran). Kalau tulisan-tulisan tersebut
diterbitkan dalam sebuah buku, tentu akan lebih bermanfaat.
Saya
pernah membaca sebuah buku yang ditulis oleh mantan wartawan . Beliau bilang
kalau teman-teman wartawan mengaku tidak bisa menulis (maksudnya menulis
seperti penulis pada umumnya, khususnya penulis buku). Padahal wartawan
memiliki kesempatan lebih banyak menulis apa yang bisa ditulis.
Tetap
saja wartawan mengatakan tidak bisa menulis. Padahal tulisan-tulisannya
menginspirasi banyak orang. Mantan wartawan tersebut tidak lelah mengajak
teman-teman wartawan untuk menulis dan menerbitkan buku.”
“Belum
punya pikiran ke arah menulis buku, Bu. Kalau video memang sudah saya
dokumentasikan dan saya upload di youtube.”
“Berarti
Pak Andri harus menerbitkan buku, dong. Dulu saya juga memaksakan diri untuk
menerbitkan buku. Buku berisi tulisan sederhana, menurut saya biasa saja tapi
menurut orang lain sangat membantu untuk belajar menulis. Menurut teman-teman, saya
menjadi kompor lewat tulisan. Nah, ternyata tulisan saya bisa dinikmati dan
bermanfaat bagi orang lain.”
Obrolan
kami tidak hanya sebatas pekerjaan sebagai guru. Dengan berbagi tentang
menulis, rasanya saya mendapatkan teman sepaham dalam hal literasi di sekolah. Saya
memang tidak sempurna, saya juga belum begitu baik menulis, tapi saya tetap
bisa mengajak kebaikan.
Saya
mengajak teman-teman yang sepaham dengan saya untuk menulis. Mengajak suatu
kebaikan, lalu yang diajak melakukan kebaikan itu dengan ikhlas dan ikut
mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan, ada pahala berlipat ganda.
Mas dan
mbak wartawan, ayo membukukan tulisan Anda. Terbitkan dan distribusikan buku
Anda, niscaya ilmu yang Anda miliki tidak akan hilang sia-sia. Karena memang “Wartawan
Harus Menerbitkan Buku”.
Semoga
bermanfaat.
Karanganyar,
28 Maret 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar