Ramadhan
tahun lalu, mereka masih segar bugar, sehat wal afiat. Tidak pernah saya sangka
sama sekali, reuni dua tahun yang silam adalah pertemuan terakhir. Dua sahabat
tersebut adalah yang pertama istri teman saya SMA. Mbak Hesti adalah istri
teman saya, Mas Edi. Mas Edi adalah teman sekelas dari kelas 1-3 SMA. Yang kedua
adalah Mas Kukuh, teman SMA sejak kelas 1-3.
Mbak
Hesti meninggal karena sakit tumor (rahim). Keadaan semakin menurun. Setelah berbagai pengobatan ditempuh akhirnya
kondisi badan semakin lama semakin menurun. Oleh karena saya tidak bisa mudik,
saya pesan pada suami untuk menjenguk istri teman saya. Alhamdulillah, akhirnya
suami bisa bertemu teman saya.
Semoga
Allah mengampuni dosa mbak Hesti. Pada akhirnya, Mbak Hesti meninggal. Semoga
husnul khotimah (Rabu, 9 Mei 2018)
Mas
Kukuh adalah sahabat baik saya. waktu SMA kami akrab. Memang kami, saya dengan
teman-teman sangat dekat satu sama lain. Setelah kuliah, kami masih bisa
berkomunikasi. Pada saat mudik, kadang kami bisa bertemu. Dulu belum ada HP. Fasilitas
telepon rumah saja tidak setiap keluarga memiliki. Nyatanya kami bisa bertemu
dan berkumpul.
Tiga
tahun yang lalu saya mengikuti reuni dan bertemu dengan Mas Kukuh. Tahun
berikutnya, kami bertemu saat berlebaran di rumah Mas Edi. Mas Edi adalah suami
mbak Hesti. Mas Kukuh kelihatan sehat dan baik-baik saja.
Bulan
November 2017, saya membaca status FB Mas Kukuh tentang kondisi kesehatannya
dan terindikasi tumor otak. Setelah menjalani operasi, kondisi Mas Kukuh baik.
akan tetapi daya ingatnya mulai berkurang.
Saya
dan Mas Kukuh sering mengirim pesam lewat WA. Sampai pada suatu saat, istri Mas
Kukuh menjawab pesan saya dan menuliskan bahwa Mas Kukuh tidak membawa HP. Mulai
saat itu komunikasi melalui WA dijawab oleh istrinya.
Pada
bulan April, kondisi Mas Kukuh tidak stabil. Akhirnya, Ahad 13 Mei 2018, Mas
Kukuh meninggal dunia. Semoga Allah menerima amal perbuatannya dan mengampuni
segala kesalahannya, serta semoga almarhum husnul khotimah.
Betapa
sedih hati saya, belum seminggu kehilangan dua orang sahabat. Saya hanya bisa
mendoakan mereka.
Maut
pasti akan mendatangi kita. Maut tidak mengenal waktu, usia dan jenis kelamin. Maut
tidak dapat ditunda dan tidak dapat dimajukan. Kita harus siap menghadapinya. Rasanya
usia saya semakin berkurang. Semoga di sisa umur ini, saya bisa mengisinya
dengan suatu amal jariyah. Salah satu amal jariyah yang bisa saya lakukan
adalah dengan berbagi manfaat lewat tulisan. Tulisan saya sebarkan lewat blog.
Semoga
bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar