Pulang
dari mengajar, aku kaget mendapatkan istriku membukakan pintu untukku dengan
wajah cantik. Wajah cantik yang tidak seperti biasanya. Istriku tidak suka
berdandan. Bahkan saat mengajar atau acara resmi pun hanya berdandan
tipis-tipis. Hanya bedak dan lipstrik yang menghiasi wajahnya.
Aku tidak
perlu bertanya. Mungkin dia hanya ingin tampil beda saja. Atau mungkin dia
memberi kejutan padaku. Ah, biarlah. Aku tidak perlu berkomentar atau sekadar
berbasa-basi.
Ketika
anak gadisku pulang sekolah dan mendapati Maminya berdandan, dia terkejut. Secara
spontan berseru,”Mami mau ke mana? Kok dandan pakai pensil alis segala. Pangling
lo aku!”
Istriku
tersenyum, tidak membalas seruan dan kekagetan anakku. Keesokan harinya, ketika
berangkat mengajar, istriku tampil biasa saja, tidak reka-reka. Benar kan, Cuma
pingin belajar berdandan. Atau diam-diam istriku mempersiapkan lomba rias wajah?
Lebih
dari seminggu, setiap pulang sekolah, di rumah istriku selalu berdandan cantik.
Lama-kelamaan aku terbiasa dan tidak kaget lagi.
Tiba-tiba
pagi ini istriku berdandan cantik sebelum pergi mengajar. Nggak salah, nih? Ah,
biarlah. Mungkin dia ingin tampil beda, atau mungkin akan ada acara setelah
mengajar.
Ternyata
setiap hari istriku berdandan cantik sebelum pergi mengajar. Wah, berarti ada
kemajuan. Sebenarnya, tanpa memakai kosmetik berlebihan, istriku kelihatan
cantik, sederhana dan bersahaja.
00000
Hari
ini, aku mendapatkan undangan syukuran. Teman SMA-ku menikah lagi. Aku mengajak
istriku. Sesampai di rumah temanku, aku bergabung dengan teman-teman SMA. Istriku
bisa bergabung dengan mereka karena memang sudah mengenal teman-temanku secara
akrab.
Tiba-tiba
datanglah rombongan calon mempelai laki-laki. Istriku bengong. Aku menyenggol
lengannya.
“Nggak
usah bengong begitu,”aku mengingatkan.
“Itu
kan Pak Dedi, teman kantorku.”
“Aku
tahu sudah lama,”jawabku singkat.
“Dia
kan masih beristri.”
“Ceritanya
nanti saja kalau sudah pulang.”
Setelah
acara selesai, kedua mempelai berdiri di dekat pintu gerbang untuk menyalami
tamu-tamu yang akan pulang. Pak Dedi kaget begitu bersalaman denganku dan
istriku. Pak Dedi kelihatan sekali kikuk.
00000
Pulang
dari mengajar, istriku bercerita. Pak Dedi meminta padanya untuk tidak bilang
pada siapa-siapa kalau dia menikah lagi secara siri. Biarlah, dalam waktu dekat
ini semua masih bisa dirahasiakan.
Aku jadi
ingat, dulu istriku sering bercerita. Pak Dedi ini seorang laki-laki tapi
banyak omong, banyak menilai orang lain dan tidak bisa menjaga perasaan orang
lain. Pak Dedi bilang kalau istriku wajahnya pucat karena tidak berdandan. Aku sih
nggak masalah. Karena aku terbiasa dengan kesederhanaan istri.
Aku bahagia,
bahkan sangat bahagia berumah tangga dengan istriku. Aku yang jadi suaminya
saja bahagia, mengapa orang lain terlalu sibuk berkomentar?
Kalau
Pak Dedi menikah lagi dengan temanku yang berstatus janda, berarti dia tidak
bahagia dengan istri pertamanya? Sampai-sampai menikahnya saja disembunyikan. Berarti
istri pertamanya tidak tahu kalau Pak Dedi menikah lagi? Ah, masa bodoh!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar