Ketika
masih kecil, tidak setiap lebaran selalu tersedia opor ayam, sambal goreng
krecek, ketupat, lontong dan nasi. Saya masih ingat, pernah suatu ketika Ibu
memasak soto daging sapi, brongkos dan lain lain. Akan tetapi akhir-akhir ini
lebaran di rumah Ibu identik dengan opor ayam, sambal goreng krecek, ketupat,
lontong dan nasi.
Berbeda
lagi setelah menikah dan mengikuti suami di Kabupaten Karanganyar. Dua tahun
satu atap dengan mertua, tiap lebaran menunya sop ayam kampung. Ternyata bukan
hanya di rumah mertua, sebagian warga Karanganyar menyediakan menu sop ayam
kampung pada saat lebaran.
Bila
di Yogyakarta menunya bersantan, di Karanganyar menunya dengan kuah
segar-segar. Alhamdulillah, saya tidak pernah menolak atau mencela hidangan
yang disuguhkan oleh tuan rumah. Meskipun saya kurang suka dengan masakan yang
disuguhkan, saya tetap mengambil makanan dan menyantapnya dalam porsi kecil.
Kalau
di rumah Ibu, biasanya saya hanya bagian membantu mengupas telur untuk isi
opor, hehe. Chef-nya tetap Ibu. Akan tetapi 2 tahun terakhir, rasa masakan Ibu
sudah tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Ibu sudah berkurang daya
ingatnya, memasak pun rasanya sudah tidak semantap zaman dulu.
Bagi
saya tidak masalah. Sebenarnya sekarang waktunya Ibu istirahat. tidak repot
membuat masakan untuk lebaran. Waktunya
Ibu duduk manis tinggal menikmati masakan anak-anaknya. Tapi apa daya, tiap mau
lebaran, Ibu pasti minta diantar ke pasar untuk berbelanja keperluan lebaran.
Dan sayangnya Bapak juga mau mengantarkannya. Nanti kalau sudah sampai rumah,
giliran anak-anak menyalahkan Ibu dan Bapak.
Ternyata
Ibu tidak pernah lupa dengan kebiasaan menyediakan makanan saat lebaran.
Namanya juga orang tua, saya hanya maklum beribu-ribu maklum.
00000
Kali
ini, kakak saya ingin lebaran tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kakak saya ingin menghindari masakan bersantan. Dipilihnya memasak sayur
asem-asem daging sapi. Saya langsung memberikan jempol dan berkomentar: COCOK!
Kakak
saya memang jago memasak sayur asem-asem daging sapi. Saya pesan tidak pedas
agar anak-anak saya juga bisa menikmati masakan Budenya. Setelah berdiskusi
panjang lebar, diputuskan lebaran tahun ini menunya adalah sayur asem-asem
daging sapi.
Bagi
yang tetap menginginkan opor ayam, diharap untuk memasak sendiri di rumahnya
lalu dibawa ke rumah Ibu. Haha, sungguh terlalu dan tidak bersahabat! Satu
lagi, bagi yang ingin sop ayam, maka membawa sendiri ayam dari rumah nanti
dimasak bersama-sama. (Ini menyindir saya, haha).
Apapun
hidangan/makan besar saat lebaran, berkumpul bersama saudara-saudara tetap saja
membuat bahagia. Ternyata, bahagia itu sederhana dan tidak mahal.
00000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar