Hari
ini, saya menghadiri acara HBH yang diselenggarakan oleh sekolah kami. Sebenarnya,
undangan ditujukan untuk Bapak/Ibu guru/karyawan beserta keluarganya. Saya datang
sendirian. Kebetulan suami ada tugas di sekolah. Si kecil ikut Ayahnya dan yang
besar ada rencana bepergian ke Solo bersama teman karibnya.
Alhamdulillah,
ada seorang teman yang baik hati bersedia saya barengi. Sebenarnya ada seorang
teman yang menawarkan untuk bareng naik mobilnya.
Singkat
cerita, acara HBH dimulai. Saya sangat bersyukur karena semua guru dan karyawan
bisa hadir. Dari mereka, ada yang mengajak pasangan dan anaknya, mengajak
anaknya saja, mengajak pasangannya atau sendirian seperti saya.
Ada yang
berkesan dalam acara ini. Seorang teman mengajak Ibunya anak-anaknya (sebut
saja Ummu Faiq). Teman saya, secara agama sudah berpisah. Akan tetapi belum
dicatatkan di Pengadilan Negeri Agama. Teman
saya dan Ummu Faiq beda kota tempat tinggalnya. Namun demikian, keduanya bisa
berbagi merawat anak-anaknya. Dua anak tinggal di ponpes dekat rumah teman
saya, dua lainnya tinggal dekat dengan Ibunya (satu di Ponpes Purbalingga, dan satu anak lainnya ikut Ibunya).
Sudah
lama saya tidak bertemu dengan Ummu Faiq karena beliau sekarang tinggal di Banjarnegara.
Ketika saya mengenal Ummu Faiq, beliau belum memakai cadar. Sekarang Ummu Faiq
bercadar. Saat bersalam-salaman, saya memeluk Ummu Faiq. Saya berbisik,”masih
ingat dengan saya?”
“Ibunya
Faiqah ya. Masih ingat kok Bu.”
Saya
bukannya sok akrab dengan teman-teman atau pasangannya. Insya Allah, saya tulus
ramah dan dekat dengan orang yang menjadi teman saya
00000
Oya,
nama anak sulung teman saya sama dengan nama anak sulung saya, yaitu Faiq. Kalau
anak saya perempuan, sedang anak teman saya laki-laki. Saya lebih dulu mengajar
di SMK daripada teman saya. Suatu saat teman saya bilang,”Bu, teman-teman
sering menyebut Faiq Faiq. Kupikir menyebut nama anakku, ternyata yang dimaksud
putrinya panjenengan.”
Saya
tersenyum. Masih mending menyebutnya hanya Faiq. Ada lo yang menyebut Mas Faiq
(karena belum pernah ketemu). Saya membetulkan,”Maaf, bukan Mas Faq tapi Mbak
Faiq. Anakku cewek yo!”
Akhirnya,
teman saya terkekeh sembari minta maaf.
00000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar