Saya
tidak pernah berputus asa dalam menghadapi Thole. Thole yang selama ini selalu
bilang emoh sekolah, membuat saya lebih sabar dibanding menghadapi kakaknya
pada usia yang sama.
Mungkin
Thole telah memiliki kesadaran sendiri untuk belajar. Meski bilang emoh sekolah
tapi masih mau membaca dan menulis. Oleh karena saya memberi tahu Thole bahwa
teman-temannya ikut les, Thole semakin antusias untuk saya dampingi belajar.
Kini,
saya bisa bernafas lega. Setiap malam tidak ada lagi alasan mengantuk kalau
Thole disuruh belajar. Entah, kesadaran tersebut datang dari mana? Yang jelas,
kerepotan saya semakin berkurang.
Pada
pagi hari, ketika tidak sekolah, saya harus siap mendampinginya bermain di
depan rumah. Saya tidak melarang kegiatan yang dilakukan Thole. Saya membebaskannya.
Bermain tanah dan air, serta membuat pancuran adalah kegiatan yang mengasyikkan
baginya.
Saya
lihat Thole menikmati acara bermainnya. Inilah
saat-saat yang saya tunggu, sehari bersama Thole sebab suami sedang dinas ke
luar kota.
Malam
hari, saya mendampingi Thole belajar. Alhamdulillah, Thole tidak lagi ngeyel,
dia cukup menurut. Tidak ada tawar menawar, semua dilakukannya dengan senang
hati. Semoga saya dan suami tidak terlambat memberikan penanganan terhadap
Thole. Thole memang beda dengan yang lain. Sukses untuk Thole yang mau belajar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar