Namanya juga orang kecewa dan kesal maka wajarlah kalau Pak Kapoor marah-marah. Mencaci dan mengumpat tanpa bisa dikendalikan. Meskipun Maharani sudah menahannya dengan kalimat yang menenteramkan tapi Pak Kapoor masih terbawa emosi.
+ Vijay bilang, aku mau makan apa kalau tidak bekerja di kantor itu. Akan aku buktikan kalau rezeki yang menjamin Allah. Dia dan kantor tidak memberi rezeki kepadaku. Tidak bekerja di kantor itu bukan berarti aku lantas tak bisa makan.
Maharani tetap memberikan masukan. Boleh saja Pak Kapoor marah-marah, tapi tetap tahan omongannya. Jangan sombong dan banyak omong, yang penting buktikan. Lakukan yang terbaik. Lebih baik bertindak nyata daripada banyak omong.
Maharani jadi ingat ketika suatu hari dia dipanggil Vijay. Di situ ada Pak Kapoor juga. Vijay bilang,"Anda mau makan apa kalau tidak kerja di sini?"
Maharani tersenyum. Rezeki yang menjamin Allah. Kalau dia tidak bekerja di kantor itu, masih ada penghasilan dari menulis. Masih ada suami yang setiap hari memberi makan untuk keluarganya. Maharani tidak perlu banyak omong dan menyombongkan diri. Benar, ketika Maharani diberhentikan dari pekerjaannya, Alhamdulillah sampai hari ini masih tetap bisa makan. Allah telah menjamin rezekinya.
Burung saja sudah dijamin rezekinya. Pagi hari dalam keadaan lapar, burung meninggalkan sarang dan sore hari pulang dalam keadaan kenyang. Siapa yang menjamin rezeki burung?
Manusia bisa berpikir, manusia bisa bergerak dan manusia bisa berupaya. Selama ada kesempatan, manusia bisa menjemput rezekinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar