Di
daerah Kabupaten Gunungkidul, masih banyak yang kekurangan air bersih saat
musim kemarau. Kalau mata air di rumah alias sumur mulai mengering, warga mulai
mendatangkan air dengan cara membeli. Satu tangki air harganya Rp. 150.000,00.
Beberapa
orang yang sempat saya tanyai, mereka mengatakan bahwa air adalah barang berharga
saat musim kemarau panjang. Untuk mendapatkan air, mereka harus rela menjual
barang berharganya. Tidak jarang warga menjual ternaknya untuk sekadar membeli
air.
Mendengar
penjelasan warga Gunungkidul yang mengalami kesulitan air, saya jadi merenung. Di
Karanganyar tempat saya kini bermukim, saya belum pernah mengalami kekeringan atau
tidak mendapatkan air sama sekali. Kebetulan saya menggunakan air PAM karena
tidak memiliki sumur. Bila air PAM macet, biasanya karena ada perbaikan saluran
air. Seandainya air PAM mati, masih ada sumur tetangga yang bisa diambil airnya
secara gratis.
Saya
dan keluarga terbiasa bijak menggunakan air. Artinya, kami tidak boros
menggunakan air. Air kami gunakan seperlunya saja. Kami sadar, nun jauh di sana
banyak orang kekurangan air. Mereka harus mengeluarkan rupiah untuk mendapatkan
air bersih.
Kini
hujan mulai turun, meskipun belum merata. Betapa bahagianya bila hujan mulai
turun. Sebagian warga yang merindukan air sangat antusias untuk mengumpulkannya
dan memindahkan air hujan ke dalam wadah-wadah. Bak mandi, tempayan, ember, tendon
dan lain-lain diisi sampai penuh.
Bila
Anda pernah punya pengalaman kekurangan air atau mengalami kekeringan, apakah
akan boros dalam menggunakan air? Langkah tepat menggunakan air adalah memakai air
secukupnya. Masih banyak orang yang belum bisa menikmati air secara maksimal.
Yuk,
bijak menggunakan air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar