Buku
bacaan untuk anak masih banyak peminatnya. Dengan demikian, stok buku anak juga
harus banyak dari segi jumlah dan jenisnya. Berarti peluang untuk menulis buku
anak juga besar.
Masyarakat
semakin cerdas. Orang tua zaman sekarang tidak semuanya mempercayakan gadget
pada anak-anaknya. Sebagian besar masih memiliki prinsip bahwa anak harus jauh
dari gadget dan dekat dengan bacaan yang ramah anak.
Untuk
anak-anak usia PAUD sampai kelas 2 SD, buku bacaan bergambar sangat diminati. Narasinya tidak terlalu banyak, yang penting gambarnya besar. Anak-anak
tertarik membaca karena banyak gambar menarik yang mendukung bacaan tersebut. Untuk anak
kelas 3-6 SD lebih suka membaca buku cerita, dengan gambar tidak terlalu besar.
Dongeng,
cerita rakyat, fabel, dan kisah nyata adalah beberapa pilihan untuk bacaan
anak. Sebenarnya setiap orang bisa menulis cerita anak, tapi tidak bisa
memulainya. Bila setiap orang, khususnya orang tua mau membuat cerita anak lalu
ditulis di dalam buku, tentu akan memiliki nilai positif. Satu cerita bisa
dibacakan berulang-ulang sampai anak hafal jalan ceritanya.
Pada
saat berikutnya, dibacakan cerita yang lain. Sampai beberapa hari ke depan,
cerita yang sama dibacakan. Cerita yang
dibaca berulang-ulang, membuat anak lebih mengenali bahasa orang tuanya.
Apakah
membuat cerita anak itu sulit? Jawabannya adalah tidak. Mungkin karena belum
pernah mencoba, jadi ditantang seperti ini kita sudah angkat tangan. Seandainya
kita tidak bisa menuliskan cerita yang sudah ada di kepala, sekarang waktunya
untuk mencari buku bacaan di luar.
Kalau
kita mau mendatangi pameran buku, di sana banyak dijual buku murah meriah dan
berkualitas. Kita tinggal memilih sesuai selera dan sesuai isi dompet. Kalau sudah
membeli buku, tentu harus dibaca.
Dari membaca buku
orang lain inilah nanti kita bisa menulis cerita untuk anak. Bagi penulis,
mendapatkan tawaran untuk menulis buku, tidak boleh disia-siakan begitu saja. Mumpung
buku anak masih banyak peminatnya, yuk, tulis buku anak sebanyak-banyaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar