Laman

Selasa, 20 November 2018

MENULIS CERITA ANAK MERUPAKAN TANTANGAN BERAT


Menulis cerita anak ternyata tidak segampang yang kita bayangkan. Cerita anak bukanlah cerita orang dewasa yang dibuat dengan tokoh anak-anak. Bukan, bukan seperti itu! Tokoh-tokoh dalam sebuah cerita anak bisa saja anak-anak, orang dewasa, hewan, benda, dan lain-lain.

Dalam menuliskan cerita anak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Misalnya penggunaan kata-kata dan penulisan kalimat. Kata-kata yang digunakan harus ramah dengan anak. Tidak boleh ada kata-kata yang menunjukkan suatu tindakan kekerasan. Kalimat yang digunakan harus kalimat sederhana. Kalimatnya pendek-pendek, tidak mengandung kalimat majemuk yang bisa membingungkan anak-anak.

Anak-anak akan merasa nyaman membaca cerita bila mereka berhasil menuntaskan bacaannya. Cerita anak bisa berupa cerita sehari-hari, fabel, dongeng, cerita rakyat, cerita misteri, detektif dan lain-lain.

Dalam sebulan ini, saya mendapat tantangan untuk menulis cerita rakyat nusantara. Cerita yang diambil dari beberapa kota/daerah di nusantara. Ceritanya bebas tapi tetap memenuhi kaidah penulisan cerita anak. Ternyata tidak mudah untuk menceritakan kembali, cerita rakyat yang sudah ada.

Saya harus bekerja keras untuk memilih kata-kata yang tepat, yang tidak mengandung unsur kekerasan, menghindari kisah percintaan dengan bahasa orang dewasa. Tidak gampang menulis cerita anak, bukan berarti tidak bisa. Banyak cara untuk bisa menulis cerita anak. Salah satu cara yang efektif adalah banyak belajar menulis cerita anak.

Agar tulisan kita ada yang menilai, maka perlu bergabung dengan komunitas penulis. Di dalam komunitas penulis ini, kita bisa belajar dari mereka yang sudah senior. Yang penting, ketika tulisan kita banyak kritikan, masukan, dan saran, kita tidak mudah tersinggung. Terima saja kritikan, masukan, dan saran dari mereka. Dari situlah akan banyak perubahan-perubahan dalam menulis.

Membaca cerita anak yang ditulis orang lain sebanyak-banyaknya. Kita hanya perlu mempelajari gaya bahasa dari seorang penulis, tapi kita memiliki gaya menulis sendiri.

Suatu hari salah satu cerita anak yang saya tulis mendapatkan komentar dari pembaca. Komentar tersebut berisi tentang konsistensi gaya bahasa yang saya tulis.  Dia memberikan komentar: itu bahasanya Mbak Ima banget! Katanya ada ciri khas dalam penulisan cerita anak tersebut. Mungkin saya tidak menyadari hal itu, justru orang lain memperhatikannya.

Yuk, menulis cerita anak. Menulis cerita anak itu gampang kok, asal kita sudah tahu aturannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar