Tulisan ini dimuat di Solopos hari Selasa, 8 Januari 2019 dan telah disunting seperlunya.
AH
TENANE
TAS
OBRAL
Oleh:
Noer Ima Kaltsum
Malam
itu Lady Cempluk mengajak suami dan anaknya ke toko untuk membeli sepatu.
Apesnya, setelah hampir sampai toko sepatu dan tas, sepeda motor yang dinaiki
bocor. Jon Koplo mencari tempat tambal ban, sedangkan Cempluk dan Tom Gembus
berjalan menuju toko sepatu tersebut.
Cempluk
dan Gembus melihat-lihat sepatu yang dipajang. Cempluk memegang sepatu hitam
putih model warior. Dia menawarkan pada
Gembus.
“Gembus,
kamu mau sepatu model begini tidak?”
“Mau,
Buk. Sepatunya sama dengan kakak.”
“Tapi
ini harganya lebih murah daripada punya kakak, loh.”
“Nggak
apa-apa, yang penting bisa dipakai.”
Cempluk
minta ukuran 35 pada Genduk Nicole, seorang karyawati toko. Setelah mendapatkan
ukuran yang dimaksud, Cempluk menyuruh Gembus untuk mencoba sepatu. Ternyata
ukuran sepatunya pas di kaki. Setelah Cempluk meyakinkan dan Gembus mantap,
kemudian dia membayar ke kasir.
Cempluk
menyerahkan uangnya. Sambil menunggu Genduk menukar uang untuk kembalian ke
toko sebelah, Cempluk melihat-lihat sepatu. Pandangannya beralih ke kardus
besar berisi beberapa tas. Cempluk mengambil tas kecil bertali panjang. Wah,
ada tas diobral, batin Cempluk. Cempluk membuka tas kecil itu. Wow, tas kecil
model zaman now, ada dompetnya pula. Tapi, kok ada lipstik dan potongan cermin?
Genduk
datang memberikan kembalian. Sambil tersenyum, Genduk bilang, ”Maaf, bu. Tas ini tidak dijual. Ini milik karyawati
sini.”
Badalah,
ternyata tas yang dipegang dan telanjur dibuka bukan tas diobral. Cempluk rada
kisinan. “Walah, tas karyawati kok tidak ditaruh di dalam,” batinnya. Beberapa
karyawati dan pembeli pandangannya tertuju pada Cempluk. Ternyata Gembus juga
malu, lalu mengajak ibunya keluar toko.
“Buk,
aku malu. Dikira Ibu mau mencuri isi tasnya si Mbak tadi.”
Ibu
dan anak itu dengan muka abang ireng segera meninggalkan toko sepatu dan tas (SELESAI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar