Tulisan ini dimuat di Solopos, Sabtu, 18 Mei 2019
AH
TENANE
PASA
BEDUG
Oleh:
Noer Ima Kaltsum
Pagi
itu Lady Cempluk berangkat ke kantor dan mengantar Tom Gembus ke sekolah. Di
perumahan dekat rumah ada beberapa Ibu belanja sayuran. Cempluk menyapa mereka.
Genduk Nicole bertanya pada Gembus.
“Puasa
nggak, Mbus?”
“Pasa
Bedug, Bude Nicole,” Cempluk menjawab. Pasa bedug artinya puasa setengah hari,
pada saat zuhur makan lalu puasa dilanjutkan lagi.
“Nggak
papa, Gembus masih kecil, masih latihan. Kalau di rumahku semua puasa. Bahkan
Jon Koplo sering tidak makan sahur juga kuat berpuasa,” kata Nicole.
“Wajar,
Mas Koplo tetap kuat meskipun tidak makan sahur. Dia kan sudah besar, sudah
mahasiswa.”
Siang
harinya, Cempluk menjemput Gembus dari penitipan anak. Mereka tidak langsung
pulang, melainkan mampir warung dulu karena azan zuhur sudah berkumandang.
Sampailah di warung, Gembus pesan
makanan untuk dibawa pulang.
Cempluk
dan Gembus melihat seseorang yang tak asing lagi di dalam warung tersebut dalam
kondisi makan siang. Secara spontan Gembus berteriak, “Buk, Mas Koplo juga pasa bedug seperti aku, ya. Berarti Mas Koplo
tidak kuat puasa sehari penuh.”
Koplo
diam, tersipu malu, mukanya merona.
“Hus,
jangan keras-keras!” jawab Cempluk sambil melirik Koplo.
Setelah
selesai belanja sayur dan lauk, Cempluk dan Gembus meninggalkan warung.
Sebetulnya Cempluk tahu kalau Koplo tidak pernah puasa karena beberapa kali dia
melihat Koplo makan siang di warung. Ah,
kasihan Nicole, dia dikibuli anaknya. (SELESAI)
Catatan: tulisan sudah disunting seperlunya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar