Rabu, 22 Januari 2020 akan dilakukan pemeriksaan kadar gula
dalam darah puasa dan tidak puasa. Pemeriksaan ini untuk kepentingan calon
jemaah haji Kabupaten yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun ini. Jam 23.00
dianjurkan untuk makan (apa pun, yang penting makan). Sebab bila terlalu lama
berpuasa, kadar gula dalam darah yang diperiksa hasilnya kurang baik.
Malam sebelumnya aku sudah mencoba untuk makan terakhir dengan
nasi putih dan telur asin. Alhamdulillah, masih kuat untuk puasa. Ini baru
latihan, riilnya masih keesokan harinya. Mengapa harus pakai latihan? Karena
kebiasaanku kalau pagi minum air putih hangat lalu sarapan buah. Mengko ndak lali alias lupa!
Kuikuti tahapan demi tahapan semua persiapan menuju menjadi
lebih sehat.
Tanggal
2 Oktober 2019 yang lalu, waktu cek kesehatan pertama untuk calon jemaah haji,
aku dibuat kaget dengan berat badanku yang menembus angka 59. Pantas saja badan
terasa berat. Jalan kaki di terminal dan berlari mengejar Bus Mira atau Sumber
Selamat agak kesulitan. Mudah terengah-engah.
Kuputuskan
untuk mengurangi berat badan dengan mengurangi porsi makan. Aku memilih pagi
hari sarapan buah. Siang makan biasa, nasi, sayur, dan lauk. Nasinya cukup 5
sendok makan saja. Sore hari makan sayur dan protein.
Camilan
cukup buah dipotong-potong. Yang murah meriah, aku memilih pisang dan pepaya.
Sesekali semangka, melon, apel, buah pir, dan buah pemberian orang-orang.
Seminggu
turun 1 kg. 2 minggu turun 2 kg. Setelah turun 4 kg, dan berat badan 55 kg, aku
hanya mengatur pola makan saja. Maklumlah, kalau di bawah 50 kg, nanti aku
dibilang kurang gizi dan banyak cacingnya.
Tanggal
22 Januari 2020, cek kesehatan kedua. Berat badanku 55 kg. Tensi 120/80.
Alhamdulillah, jalan kaki bisa gesit lagi. Dhengkul
alias lutut tak sakit lagi, tidur bisa nyaman. Tanpa minum obat, saat sakit
kepala tinggal minum dan makan buah yang banyak.
Banyak
cara dilakukan untuk menuju sehat. Makan secara teratur dan gizi seimbang,
minum air putih secukupnya, kurangi gula, tepung, gorengan, susu, dan olahraga
cukup, sudah bisa menyehatkan badan.
Masih
ada 5 bulan untuk memperbaiki semuanya. Semoga Allah memberikan kemudahan dan
kesehatan padaku dan suami.
Jam
23.00 mulai puasa dan diakhiri jam 09.00 keesokan harinya dengan pengambilan
darah. Pengambilan darah (saat puasa) sukses. Petugas medis memberikan
pengarahan. Setelah pengambilan darah ini, boleh makan tanpa jeda lalu puasa
lagi selama 2 jam.
I :
bolehkah makan soto sampai kenyang dan minum teh manis, mbak?
PM :
boleh asal tanpa jeda.
I :
kirain 2 jam boleh makan terus menerus pakai jeda.
Keluar
dari ruang pengambilan darah, suami telah mengambil buah segar yang
kupotong-potong dan teh manis. Buah pir dan pisang siap kami santap. Tiba-tiba
beberapa orang mengingatkanku.
"Bu.
Sebaiknya minum air putih dan makan snack yang telah kita terima saja. Biar
nanti hasil cek darah setelah puasa baik."
Aku
dan suami diam. Buah pir dan pisang telah kami santap. Air putih telah kami
minum segelas. Lalu sedikit kudapan kami makan.
Orang-orang
melihat kami keheranan. Mungkin mereka membatin, kami pasangan ngeyel saat
disarankan makan snack.
Ya,
aku dan suami biasa pagi hari minum air putih lalu makan buah. Namun demikian
bukan berarti kami meninggalkan makanan lainnya. Tetap makan seperti kebanyakan
orang, tapi waktunya sudah diatur sedemikian rupa.
Sarapan
buah bagi kami sudah biasa, tapi bagi orang lain mungkin dinilai aneh. Aku
tidak suka berbantah-bantahan. Ya, tetap menghargai pendapat orang lain dengan
caraku.
Dua
jam kemudian, jadwal pengambilan darah lagi. Namun saudara-saudara, kali ini
petugas medis kesulitan mencari "jalur pengambilan darah" lengan
kiriku. Hampir 10 menit, sang petugas gagal memperoleh sekian cc darah. Jarum
yang terlanjur ditusukkan tidak pas sasaran. Petugas gembrobyos. Lalu
dipanggillah petugas yang lebih senior. Meski sedikit lama, akhirnya berhasil
juga proses pengambilan darah.
"Maaf,
ya mbak. Kami kesulitan mengambil darah."
"Ndakpapa."
Setelah
selesai cek kesehatan waktunya makan siang. Berdua makan pecel serasa orang
lain di sekitar kami ngontrak. Hahaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar