Sumber: www.bibitonline.com |
Tema:
Menjaga Amanah
Kangkung
Dapat Bicara
Penulis:
Noer Ima Kaltsum
Bu
Hera membuat 6 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas 5-6 orang anak.
Kelompok Ahsan terdiri dari 5 orang anak laki-laki. Untuk mengisi kegiatan
jeda, di sekolah ada agenda penghijauan di lingkungan kelas.
Ahsan
berdiskusi dengan teman-teman.
“Nah,
nanti Ahsan tugasnya membawa satu pot tanaman hias. Harganya berapa, nanti kita
membayar iuran untuk pembelian pot dan tanaman hias,” kata Ihsan.
Kelompok
yang lain juga membawa satu pot tanaman hias. Setiap pagi, anak-anak yang piket
bertugas menyiram semua tanaman hias di depan kelas mereka.
Pada
saat diumumkan belajar di rumah untuk memutus rantai wabah virus korona, Ahsan
dan teman-teman khawatir tanamannya tidak terawat dengan baik.
“Anak-anak,
Pak Tono penjaga malam di sekolah akan menyiram tanaman kalian.”
“Hore,
tanaman kita ada yang merawat!” seru anak-anak dengan riang.
Awal
bulan Ramadan, melalui pesan WhatsApp, Bu Hera memberi tugas kepada anak-anak
secara mandiri untuk menanam kangkung dalam pot, plastik kresek, atau kaleng
bekas. Bu Hera akan mengunjungi rumah Ahsan dan teman-teman secara terjadwal untuk
melihat tanaman kangkung.
Di
rumah Ahsan terdapat banyak tanaman kangkung dalam berbagai usia. Ada yang baru
disemai, berkecambah, kangkung dengan beberapa daun, dan kangkung siap panen.
Namun, Ahsan tetap melaksanakan tugas dengan baik. Dia tidak mau mengambil
tanaman milik keluarga untuk ditunjukkan pada Bu Hera.
Berbeda
dengan Ahsan, Rio tidak begitu bersemangat untuk melaksanakan tugas. Rio
menunda-nunda pekerjaannya. Hari kelima setelah tugas diberikan, Rio baru
menyemai biji kangkung.
Pada
hari kedelapan, Bu Hera mengunjungi rumah Ahsan dan teman-teman secara acak. Bu
Hera akhirnya tiba di rumah Rio. Rio menunjukkan sebuah pot berisi kangkung.
Tangkai dan daun kangkung besar dan lebat.
"Rio,
benarkah kamu menanam sendiri?" tanya Bu Hera.
"Betul,
Bu. Saya menanam sendiri, " kata Rio penuh percaya diri.
"Sepertinya
ini bukan kangkung yang kamu semai, deh?"
"Bu
Hera tidak percaya, ya. Tanaman saya kan disiram pakai pupuk mahal, " Rio
berusaha untuk meyakinkan.
Bu
Hera lalu mengeluarkan kotak ajaibnya, yaitu handphone. Beliau membuka
foto-foto tanaman kangkung dan menunjukkan pada Rio. Ibu Rio berada di dekat
Rio.
"Rio,
coba lihat ini. Foto-foto ini Ibu dapatkan setelah berkunjung ke rumah
teman-temanmu. Rata-rata pertumbuhan kangkungnya sama. Masih kecil dan baru
tumbuh beberapa daun tiap batangnya."
Rio
mengamati foto-foto yang ditunjukkan Bu Hera.
"Aduh,
bagaimana ini? Ketahuan kalau yang aku tunjukkan bukan yang kusemai
sendiri," kata suara hati Rio.
"Ibu
mau tanya, yang ditanam Rio sendiri di mana?"
Akhirnya
Rio menunjukkan bibit kangkung yang sudah mulai pecah kulit bijinya.
Sumber: www.bibitbunga.com |
"Meskipun
Ibu tidak tahu, tapi tanaman kangkung dapat bicara, lo. Buktinya Rio berbohong,
kangkung menunjukkan suatu kebenaran, yaitu pertumbuhan pada usianya."
"Maafkan
Rio, Bu Hera. Rio tidak akan berbohong lagi dan menunda pekerjaan."
"Ibu
maafkan. Sekarang tanamannya dikembalikan dan dirawat dengan baik ya."
Ibu
Rio berterima kasih pada Bu Hera. Tidak lama kemudian Bu Hera pamit dan akan
melanjutkan berkunjung ke rumah murid yang lain.
#menjagaamanah
#ProduktifNulisDiRumpunAksara2
Tugas Kelas Cernak
Rumpun Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar