Modena Kulkas Sumber: cdn2.tstatic.net |
Awal bulan Oktober 2019, aku menjalani pemeriksaan kesehatan untuk kepentingan pelaksanaan ibadah haji tahun 2020. Alhamdulillah, secara umum aku sehat. Namun, aku dibuat kaget dengan berat badanku. Aku merasa berat badanku berlebih dan terasa berat. Benar, dengan tinggi badan 157 centimeter, berat badan 59 kilogram membuatku tidak gesit untuk bergerak.
Aku mulai
sadar dan berniat untuk mengurangi berat badan. Tentu saja aku memilih
menurunkan berat badan secara alami. Baiklah, aku menjaga pola makan dan gaya
hidup sehat.
Menjaga Pola Makan
Sebenarnya
tidak terlalu sulit untuk menjaga pola makan. Aku mulai suka mencari informasi tentang menjaga pola makan. Akhirnya aku
menemukan resep untuk mengurangi berat badan tanpa menyiksa. Aku menjalankan
pola makan ala food combining, walaupun belum sepenuhnya.
Di dalam
food combining, tiap hari sarapan buah dan perbanyak makan sayur. Sebab itulah
aku mulai mengubah kebiasaan berbelanja. Dahulu, kalau berbelanja lebih banyak
protein hewani. Sekarang buah dan sayur menjadi prioritas belanjaanku.
Setelah
terbiasa sarapan buah, lebih banyak makan sayur, mengurangi nasi, dan gula, Alhamdulillah
badan semakin enteng. Setiap perut lapar, aku ngemil buah atau makan sayur
tanpa nasi.
Berbelanja
lauk-pauk mentah di pedagang keliling secukupnya saja. Agar buah dan sayuran
yang aku beli dalam jumlah banyak, bertahan beberapa hari, aku menyimpannya di
dalam lemari es. Rasanya lega kalau sudah ada stok bahan makanan.
Masa Pandemi Dan Adaptasi New Normal
Pertengahan
bulan Maret 2020, setelah ada wabah covid-19, hampir semua kegiatan dilakukan
di rumah. Bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan mengurangi bepergian bila
tak perlu.
Pada
masa pandemi dan adaptasi new normal tentu saja aku juga mengurangi keluar
rumah. Aku dan keluarga kecilku tidak keluar rumah untuk memutus rantai penyebaran
virus covid-19. Aku juga berupaya untuk menjaga diri agar tubuh tetap sehat,
yaitu dengan makan makanan yang bergizi.
Makanan
yang bergizi tidak selalu mahal dan tidak harus makan dengan lauk protein
hewani. Buah, sayur, protein nabati, dan air putih yang cukup bisa menjaga
kesehatan tubuh. Selain itu, harus istirahat berkualitas yang cukup.
Oleh
karena membatasi keluar rumah, maka aku harus menyediakan sayuran dan
buah-buahan untuk beberapa hari lebih banyak. Salah satu benda elektronik yang
dapat membantu pada masa pandemi adalah lemari es.
Produk Modena Kulkas
Sumber: Tribunnews.com |
Ngomong-omong
soal lemari es, PT Modena Indonesia tahun 2019 meluncurkan seri kulkas baru
dengan menggunakan teknologi Smart Sensor Refrigerators. Teknologi ini diklaim
bisa mengembangkan teknologi penunjang gaya hidup sehat melalui kemampuan
sensor pintar tersebut. “Kata Smart Sensor merujuk pada penanaman teknologi
sensor pintar yang bertugas mengintegrasikan seluruh fitur yang ada, sehingga
lemari es akan bekerja secara optimal,” kata Hendrik Senjaya, Product Marketing
Manager PT Modena Indonesia, Sabtu (24/8/2019).
Smart
Sensor akan mendeteksi berbagai kondisi yang berpotensi memengaruhi kestabilan
suhu lemari es, seperti proses evaporasi, intensitas kegiatan membuka dan
menutup pintu, tingkat kelembapan, hingga naik maupun turunnya temperature ruangan.
Selanjutnya, sensor pintar ini akan mengatur kinerja seluruh fitur, agar suhu
lemari es tetap stabil sesuai dengan pengaturan. Tantangan besar penyimpanan
makanan dalam jangka waktu panjang adalah fluktuasi temperatur. Suhu yang
stabil menjadi kunci akan kesegaran bahan makanan. Ini membuat Modena Smart
Sensor Refrigerators sangat cocok bagi masyarakat modern dengan mobilitas
tinggi.
Pengguna
dapat berbelanja sekaligus dalam kuantitas banyak tanpa khawatir akan turunnya
nilai gizi bahan makanan ketika disimpan dalam lemari es untuk waktu yang lama.
Lebih jauh mengenai keistimewaan Modena Smart Sensor Refrigerators, maka tidak bisa
lepas dari Intelligent Compresor yang menjadi tulang punggung performa lemari
es pintar ini. Intelligent Compresor
menggunakan teknologi inverter yang diklaim mampu menurunkan tingkat konsumsi energy
lebih dari 20% disbanding lemari es konvensional.
Selain
itu, kompresor inverter juga dikenal memiliki daya tahan prima disbanding non-inverter.
Modena Smart Sensor Refrigerators juga dilengkapi Multiflow Cooling System yang
memastikan proses pendinginan tersebar merata hingga ke sudut ruang dalam
lemari es ini. Dengan adanya system ini, pengguna bebas menentukan peletakan
bahan makanan, tanpa harus khawatir akan perbedaan suhu di tiap kompartemen.
Terdapat
pula Fresh Keeper, yaitu laci khusus untuk menyimpan buah dan sayur yang
dilengkapi dengan Humidity Control atau pengatur kelembapan. Karakter unik buah
dan sayuran membuat kedua bahan makanan ini cepat mengalami proses pembusukkan
dan tidak layak lagi dikonsumsi. Oleh karena itu, perlu perlakuan khusus dalam
penyimpanannya, agar kesegaran dan nutrisi pada buah dan sayur tetap terjaga.
Untuk
jaminan kehigienisan bahan makanan secara maksimal, Modena membenamkan
teknologi LTC Sterilization dalam Modena Smart Sensor Refrigerators. Teknologi
ini sekaligus menjamin bahan makanan bebas bakteri serta menetralisir bau tak
sedap.
Ada lima
tipe dalam lini Modena Smart Sensor Refrigerators, berdasarkan jenis,
kapasitas, serta dimensi lemari es. Saat ini kulkas dua pintu masih menjadi
jenis yang paling popular dan banyak diminati oleh konsumen. “Tak salah Modena
memasukkan tipe ini sebagai salah satu varian dari lini Modena Smart Sensor
Refrigerators,” ungkap Robert Widjaya, Director PT Modena Indonesia. Keseluruhan
varian dalam lini Modena Smart Sensor Refrigerators memiliki pusat kendali
layar sentuh yang modern dan mudah dioperasikan.
Berbagai
pilihan program dapat disetel tanpa harus menjangkau bagian dalam kulkas.
Robert menambahkan beragamnya varian yang ditawarkan dalam lini Modena Smart
Sensor Refrigerators, adalah langkah perusahaan dalam memenuhi beragamnya
kebutuhan pasar.
Kemampuan
menjaga kualitas bahan makanan, efisiensi konsumsi energy, dan sematan
fitur-fitur canggih adalah perpaduan sempurna yang menjadikan Modena Smart
Sensor Refrigerators pilihan tepat bagi masyarakat modern.
Menjaga Kesehatan Selama Adaptasi New
Normal
Bila
awalnya menjaga pola makan untuk menurunkan berat badan, sekarang menjaga pola
makan agar tetap sehat selama adaptasi new normal. Tetap berada di rumah
merupakan upaya untuk menjaga kesehatan agar tetap bugar. Setelah menyediakan
makanan, sayuran, buah-buahan dan kebutuhan domestik lainnya di rumah, aku tak
perlu bepergian. Bila membaca dan mendengar berita dari media cetak, media
online, dan televisi, aku merasa sangat prihatin. Sebab angka orang yang
terpapar covid-19 masih tinggi dan grafiknya belum mengalami penurunan.
Semoga Covid-19
segera pergi dari bumi Indonesia dan warga tetap sehat setelah pandemi berlalu.
Untuk itulah aku tetap menerapkan protokol kesehatan, yaitu dengan jaga jarak (tidak keluar rumah bila tidak dalam keadaan mendesak), cuci tangan memakai
sabun, dan menggunakan masker bila keluar rumah.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Live Healthy be Happy Blog Competition yang diselenggarakan oleh Modena dan Ibu Ibu Doyan Nulis (IIDN).
Tulisan ini diikutsertakan dalam Live Healthy be Happy Blog Competition yang diselenggarakan oleh Modena dan Ibu Ibu Doyan Nulis (IIDN).
Referensi: Surabaya Tribun News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar