Sebagian besar orang dewasa sudah pernah mencicipi mi instan (mi telur bahan dasarnya gandum). Saya pertama kali makan mi instan produk Supermi. Saat masih kecil, bintang iklan Supermi adalah penyanyi cilik Ira Maya Sopha.
Sebelum ada bermacam-macam merek, Supermi hanya rasa ayam bawang yang saya makan. Kemudian ada Indomie, Sarimi, Mie ABC, dan lain-lain yang saya konsumsi. Selain merek, rasa mi instan juga bervariasi. Saya dan saudara-saudara suka mencoba mi instan yang baru dikeluarkan produknya.
Sekarang masih tidak bisa lepas dari mi instan 100%. Di rumah saya menyediakan mi instan meski dalam jumlah terbatas. Persediaan mi instan kadang hanya untuk "dibawakan" ke tamu yang datang atau sedekah. Mi instan praktis cara mengolahnya. Hanya saja saya dan keluarga biasanya menambahkan sayuran berupa daun loncang, seledri, wortel, kol, dan cabai rawit. Jadi, makan mi tidak sebatas karbo saja tapi tetap pakai sayur.
Oya, mi instan biasanya juga praktis diberikan pada mereka yang sedang membutuhkan, misalnya di tempat-tempat yang terdampak bencana. Dari segi pengiriman dan cara pengolahan yang mudah sehingga banyak orang yang memasukkan mi dalam daftar barang yang akan disumbangkan untuk orang yang membutuhkan.
Mi instan biasanya masuk daftar makanan yang dibawa oleh jemaah haji Indonesia. Tidak semua jemaah haji Indonesia membawa mi instan saan berangkat ke tanah suci. Namun, karena sifatnya yang praktis, maka mi instan menjadi makanan wajib untuk jaga-jaga.
Namun, tidak dianjurkan mi instan menjadi makanan pokok sehari-hari. Tetap saja mi instan hanya dimakan sebagai selingan. Bagi yang belum pernah sama sekali makan mi instan, sebaiknya hindari saja. Ada makanan lain yang lebih sehat selain mi instan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar