Sejak tahun kemarin, 2021, Faiz (11 tahun) berniat untuk berqurban sendiri. Niat yang baik, pikir saya. Namun, saya memastikan bagaimana dan sejauh mana keikhlasannya. Dia bilang ikhlas. "Aku ikhlas. Kambingku masih banyak."
"Tapi mama dan ayah belum jadi berangkat ke tanah suci. Satu rumah kan cukup satu otang yang berqurban. Misalnya ayah, mama, kakak, atau Faiz. Begini saja, Faiz menyembelih hewan qurbannya jangan tahun ini, ya."
Hari ini kembali Faiz menegaskan ingin berqurban kambing sendiri tahun ini.
"Mama, nanti misalnya kambing yang betina laku uangnya dikumpulkan. Uang yang kutitipkan mama misalnya kuanggap 4 juta, ditambah penjualan kambing nanti, bisa aku belikan kambing 3.
Yang dua ekor dijual, yang satu untuk qurbanku."
"Iz, kamu ikhlas kalau mengeluarkan hewan qurban sendiri? Nanti uangmu berkurang, lo."
"Aku bisa jualan kambing lagi. Nggak papa, Ma. Aku ikhlas."
Ya Allah, saya benar-benar hanya terdiam sambil menatap anak yang mulai tumbuh remaja ini. Anak yang rajin bekerja, pinginnya cari uang, ngumpulin uang sebanyak-banyaknya untuk sedekah.
Semoga niatmu benar-benar terlaksana tahun ini. Saya hanya bisa pasrah, Allah akan memberikan jalan menjadi anak saleh.
Kambing-kambing yang dia miliki selama ini adalah dibeli dengan uang sendiri. Lalu berkembang, beranak pinak, dijual. Hasilnya untuk dia sendiri. Faiz, menjadi jutawan sejak umur 10 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar