Dahulu, di desa-desa minyak kelapa digunakan untuk menggoreng dan memasak. Minyak goreng yang lainnya lazimnya orang menyebut untuk minyak kelapa sawit atau minyak sayur.
Perbedaan minyak kelapa dan minyak goreng/sawit (yang setiap hari digunakan untuk memasak dan menggoreng makanan) adalah bahan bakunya. Minyak kelapa dibuat dari kelapa. Minyak goreng dibuat dari kelapa sawit. Cara membuat keduanya juga berbeda.
Tahun 2004, saya mulai mengenal minyak kelapa murni atau VCO. VCO harganya cukup mahal karena bahan bakunya juga mahal. Suatu saat, saya membuat sendiri VCO dengan proses dingin, yakni menyimpan santan kental semalam. Hasilnya minyak kelapa bening. Saya juga pernah mencoba membuat minyak kelapa dengan cara dipanaskan. Tentu saja memakan waktu yang lama, biayanya mahal dan bahan bakar gasnya boros.
Menggunakan minyak kelapa berarti menjaga kesehatan. Namun, bukan berarti menggunakan minyak goreng tidak menjaga kesehatan. Asal bijak menggunakan minyak goreng, tentu saja tetap menjaga kesehatan.
Waktu saya masih kecil, sering melihat ibu penjual minyak goreng keliling. Ibu tersebut membawa ember kecil, gayung dengan berbagai ukuran, jerigen berisi minyak dan sepeda untuk membawanya.
Orang-orang membeli minyak goreng hanya segayung, 2 gayung saja, tidak sampai 1 liter, kecuali orang kaya dan pedagang gorengan. Beli dan menggunakan minyak secukupnya, tidak berlebihan.
00000
Saat ini harga minya goreng cukup mahal. Orang-orang lantas mau beralih ke minyak kelapa dengan membuat sendiri. Betul, minyak kelapa lebih menyehatkan. Namun, membuat minyak kelapa sendiri biaya operasionalnya mahal. Bisa-bisa 1 liter minyak kelapa lebih mahal daripada minyak goreng kemasan. Konon, 10 butir kelapa bisa untuk membuat 1 liter minyak dan dapat bonus blondo. 1 butir buah kelapa harganya berapa? Biaya gasnya berapa? Kalau juragan kelapa, ya mangga seandainya mau membuat minyak kelapa dengan dimasak memakai kayu.
Kalau saya, daripada pusing dan repot membuat minyak kelapa mending beli minyak goreng secukupnya. Tentu saja terus berdoa agar harga minyak turun seperti sedia kala. Berharap agar pengusaha menjual minyak di dalam negeri dan tidak mengejar keuntungan dengan diekspor.
00000
Saya tidak hobi memasak, tapi tetap butuh minyak goreng untuk membuat lauk pauk. Jangan bilang kukus, rebus. Sebab tidak semua makanan bisa dimasak dan enak dengan cara dikukus atau direbus. Mete dan kacang bawang juga harus digoreng biar awet. Buat abon juga harus digoreng, bukan?
Tahu nggak, mi instan rebus saja juga diberi minyak agar rasanya mantap.
#catatanimapenulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar