Selama menjadi tentor, banyak pengalaman yang saya dapatkan. Murid yang lucu, rajin, ogah-ogahan, membuat saya banyak zikir dan lain-lain. Salah satu murid les yang sampai saat ini bertahan, sebut saja Rian. Rian saya beri bimbingan sejak kelas 5 SD sampai sekarang kelas 9.
Rian berasal dari keluarga berada. Sayang sampai sekarang Rian tidak suka membaca. Kalau ada soal, biasanya saya mencarikan jawaban. Maklum soal yang dimaksud tidak sesuai dengan pelajaran yang saya sampaikan. Karena saya cepat mencari jawaban, Rian terlalu tergantung pada saya dan tidak mau membaca buku. Selama ini juga tidak mau membaca buku untuk menyelesaikan soal.
Beberapa hari terakhir, saya paksa membaca buku lagi saya beri pertanyaan. Satu halaman dibaca, diminta untuk menyimpulkan kesulitan. Diminta menjawab soal tentang definisi juga tidak ingat apa yang telah dibaca. Akhirnya saya coba dengan mengambil satu paragraf lalu saya tanyakan intinya. Rian juga harus membaca satu paragraf 3 kali.
Kalau pas hitungan, belum mencoba sudah bilang nggak bisa. Jadi, seperti tidak ada usaha. Saya kurang tahu, apakah orang tua usahanya maksimal dalam "memaksa" Rian belajar saat tidak les.
Setiap anak memiliki keunikan. Ada yang belajar sekali/sebentar daya ingatnya tinggi. Ada yang perlu beberapa kali membaca agar bisa memahami materi pelajaran. Namun, tetap saja untuk memahami materi pelajaran anak harus mau membaca
Seandainya tidak mau membaca, bisa dengan lihat video dari youtube. Memang yang irit adalah membaca buku.
Selain membaca buku, agar lebih paham maka harus banyak latihan menyelesaikan soal. Seandainya sudah mentok tidak paham, maka perlu mentor untuk menjelaskan materi pelajaran.
Jadi, anak sekolah memang harus mau membaca, banyak latihan, memperhatikan guru/mentor saat diterangkan. Tidak ada anak bodoh. Yang ada hanyalah anak kurang membaca buku.
00000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar