Jemaah haji tahun 2022 sangat beruntung. Sebab musim haji tahun tersebut jemaahnya dibatasi jumlahnya. Sekitar 50% dari total jemaah seluruh dunia. Bisa dibayangkan, cukup longgar dan tidak terlalu berdesak-desakan.
Seperti pada tahun sebelum-sebelumnya, setiap jemaah haji mendapatkan living cost sebesar 1500 SAR (riyal). Menurut cerita Pak Teguh, dari 1500 riyal tersebut, 450 riyal digunakan untuk membayar dam dan ziarah (diselenggarakan bukan oleh pemerintah), 250 riyal untuk pembiayaan tarwiyah (Sekitar 3000 orang Muhammadiyah Jawa Tengah melaksanakan tarwiyah), sebagian untuk iuran regu, dan sisanya untuk keperluan pribadi.
Keperluan pribadi misalnya jajan membeli oleh-oleh, sedekah, memberi tips, dan lain-lain.
Untuk keuangan, sebaiknya tidak perlu membawa uang rupiah/riyal dari Indonesia dalam jumlah banyak. Kita bisa menggunakan kartu debet BNI, BSI, MANDIRI, MUAMALAT. Nilai tukarnya lebih baik daripada kita menukar uang riyal di money changer di dalam negeri.
Wah, cocok juga nih. Yang penting kita bisa mengatur pengeluaran dan tak perlu berbelanja berlebihan. Intinya berbelanja secukupnya saja. Bagaimanapun juga berat barang bawaan juga akan menyusahkan bila berlebihan. Atau kalau kelebihan malah disuruh meninggalkan.
Dari living cost ini nanti masih ada sisa dibawa pulang. Jemaah haji tidak perlu repot masak sendiri. Tidak perlu membawa beras. Semua makanan disediakan katering. Namun, kita bisa membawa lauk kering kalau rindu masskan Indonesia, tinggal santap.
Seandainya mendapat 1500 SAR living cost, lumayan kalau digabung dengan milik suami. Kabarnya, naik haji bersama pasangan segalanya akan mudah dan lebih hemat. Amin.
00000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar