Zam-zam Tower, kami di lantai 4 |
Kita sering mendengar orang bolak balik ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji dan umrah. Bagi sebagian orang akan mengatakan bahwa bolak balik umrah dan haji hanya menghamburkan uang. Daripada bolak balik untuk haji dan umrah, akan bermanfaat kalau uangnya disedekahkan pada fakir miskin yang lebih membutuhkan, menyantuni anak yatim, membantu kerabat dan lain-lain.
Dahulu, saya dan suami punya keinginan kuat untuk menunaikan ibadah haji bareng. Bisa berangkat ke tanah suci, salat langsung di depan Ka'bah atau berada di Masjid Nabawi adalah mimpi besar yang segera ingin kami wujudkan.
Ternyata setelah sampai di tanah suci, rasanya mau kembali ke tanah air kok eman-eman. Ingin balik lagi ke Mekah dan Madinah. Setelah menjalankan thawaf wada' lalu akan kembali ke hotel, air mata bercucuran. "Ya Allah, undang kami kembali ke sini bersama anak-anak."
Demikian pula saat meninggalkan kota Madinah, mata ini membasah. Ya Nabi, kami akan kembali ke Masjid Nabawi. Masjid yang adem dan menentramkan jiwa. Nangis, mewek, semedhot, kelara-lara. Rasanya seperti cengeng. Saya dan suami merasakan sendiri, hati ini terpaut dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Siapa yang pernah berhaji dan umrah, tapi tak ingin balik lagi ke tanah suci? Pasti kepingin balik lagi.
Jadi, kalau ada orang yang bolak balik ke tanah suci untuk berhaji dan umrah, saya tidak akan bilang lebih baik uangnya untuk ini untuk itu. Sebab, saya dan suami merasakan sendiri betapa kami rindu ke Baitullah dan Masjid Nabawi.
00000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar