Kamis, 12 September 2024

Setelah Tidak Melanjutkan Kuliah Pilih Daftar Haji


Tidak asal memutuskan. Saya memberikan yang terbaik buat anak-anak, terutama soal pendidikan. Setelah melalui diskusi panjang, ternyata Faiq menyerah. Untuk sementara dia merasa "cukup" lulus sarjana S1. Saya tawari untuk melanjutkan kuliah S2 tapi Faiq tidak mau. Alasannya sederhana, "Mau istirahat. Kalau kuliah lagi harus mikir."


Saya tahu Faiq bukan tipe kutu buku dan peneliti. Sejak kecil sudah suka berbisnis. Jadi, sejak kecil sudah terbiasa menghasilkan uang dari berjualan. Daripada lanjut kuliah tapi fokus berjualan, ya sudah saya penuhi keinginannya untuk fokus cari uang. Kerjanya juga cuma di rumah. Buka toko sesuka hatinya. Jadi, sementara penghasilannya cukup untuk makan dan untuk keperluan sehari-hari. Sebagian uangnya ditabung.


Karena tidak lanjut kuliah S2, saya menawarkan "akhirat". Dulu waktu kuliah S1 UKT per semester yang harus dibayarkan tujuh juta. Anggap saja 4 semester UKT yang dibayarkan 28 juta. Nah, seharusnya dana untuk bayar UKT lalu digunakan untuk membayar setoran awal daftar haji sebesar dua puluh lima juta rupiah.


Faiq setuju. Saya pikir, kalau akademiknya nggak menonjol amat ya akhiratnya dikejar. Kebetulan saya dan suami satu frekuensi. Faiq dan Faiz sudah paham bagaimana ayah dan mama nggak berlebihan untuk urusan dunia. Jadi, serumah sudah ada kesepakatan hati. Hehe. Kami terbiasa tidak membicarakan harta benda yang sifatnya hanya gebyar di mata. 


Semoga di masa yang akan datang Faiq bisa melanjutkan kuliah dengan biaya sendiri, tidak tergantung orang tua. Yang penting dunianya dapat, akhiratnya dapat. Mencari penghidupan di dunia, tapi tidak melalaikan akhirat.


0000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar