Laman

Selasa, 01 Oktober 2024

Jodoh Tika (Cerpen)



Teman-teman sebaya di perumahan telah menikah. Sementara ini Tika masih sendiri. Sayangnya Yu Simah malah yang resah dan gelisah. Sudah kubilang kalau santai saja tentang jodoh Tika. Bila sudah masanya pasti juga menikah. Semakin banyak tanya, Yu Simah bakalan terluka. Sebab Tika termasuk anak yang nggak mau diatur-atur.


Yu Simah menyerahkan secarik kertas. Tika menerima lalu melihat sekilas. Ada nomor telepon yang tertera di kertas.


"Maksudnya apa, Buk? Aku disuruh menghubungi nomor ini. Buk, aku nggak murahan begitu. Mosok perempuan disuruh menghubungi laki-laki dulu. Kayak nggak punya harga diri."

"Bukan begitu, Tik."

"Setop, Buk. Jangan lagi paksa aku untuk segera nikah."

Tika meninggalkan Yu Simah sambil mendorong kursi lalu menendangnya. Kursi jatuh menimbulkan suara gaduh.


"Sudah, Yu. Tugasmu sudah selesai. Menyekolahkan Tika sesuai cita-citanya. Biarkan dia memilih sendiri. Tika punya teman banyak. Siapa tahu jodohnya juga tak jauh dari rumah."

"Teman-teman Tika sudah punya anak. Sedang Tika belum menikah."

"Nikah itu bukan lomba atau pertandingan yang ada kalah dan menang."


Seminggu setelah pertemuan itu, Yu Simah datang ke rumah.

"Kamu tenang, Yu. Menasihatiku untuk santai, tapi anakmu sudah siap. Diam-diam kamu menikahkan anakmu yang usianya jauh di bawah anakku."

"Mereka berteman sejak SMP. Jadi, mereka mengenal lebih dari 11 tahun. Biarkan Tika memilih."


Yu Simah kuajak menikmati tongseng kepala kambing. Hari ini aku membuat syukuran kecil-kecilan atas pernikahan putriku dengan memotong seekor kambing.


00000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar