Suatu pagi saya mengikuti kajian pada Ahad Pagi di masjid perumahan terdekat. Saat kajian berlangsung beberapa jemaah membagikan teh hangat dalam gelas dan camilan yang dikemas dalam plastik mika. Camilan sederhana, kue putu ayu dan onde-onde (dari tepung ketan).
Kue putu ayu minimalis. Tiga gigitan habis. Cukup untuk menemani teh hangat. Saya mengamati kue ini. Teksturnya lembut tapi tidak mengembang sempurna.
Putu ayu seperti ini cara membuatnya sama seperti membuat bolu kukus. Mungkin saja resepnya mirip, hanya komposisinya sedikit berbeda.
Saya beberapa kali membuat kue apem dan bolu kukus. Hasilnya cukup memuaskan. Kue bisa mengembang dan menul-menul. Hanya saja pernah suatu kali membuat bolu kukus tidak bisa mengembang, padahal resepnya sama. Usut punya usut, ada kesalahan prosedur. Hahaha.
Membuat kue apem dan bolu kukus atau apalah, kuncinya adalah sabar. Pada pembuatan kue dengan hasil memuaskan, setelah bahan dicampur seharusnya adonan didiamkan (ditutup plastik, serbet atau piring) minimal 30 menit sampai adonan mengembang.
.
Kareana tidak sabar, adonan baru 15 menit didiamkan langsung dimasak (dikukus atau dipanggang). Kue yang dihasilnya tidak mengembang, cenderung bantat. Mau buat bolu kukus, hasilnya malah kue talam (versi terigu).
Untuk itulah saya mulai menyiapkan stok kesabaran dalam menunggu adonan mengembang. Kalau hasilnya bantat, saat dimakan juga tidak lembut teksturnya. Pengalaman kue bantat inilah yang mengajarkan pada saya untuk meluangkan waktu dalam memasak. Tidak terburu-buru.
00000
Saya pernah dipuji oleh kakak dan ibu setelah membuat bolu kukus mekrok sempurna. Di keluarga saya tidak ada sejarahnya "anak-anak" praktik baking. Yang ada beli, tinggal makan.
Saya tertarik membuat kue apem atau bolu kukus karena biayanya murah, cara membuatnya mudah, bisa untuk dibagikan pada saat pengajian ibu-ibu. Sedekah semampunya, sedikit tapi ikhlas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar